Warna Laut tidak Lagi Biru
- Supriadi Maud (Sulawesi Selatan)
Dutkiewicz mengatakan, fitoplankton adalah fondasi jaring makanan laut, menopang organisme yang semakin kompleks, seperti ikan, burung laut, dan mamalia laut.
Ilustrasi perubahan iklim.
- Deccan Herald
Dia mengatakan fitoplankton merupakan 'otot' yang kuat dalam kemampuan laut untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida. Para ilmuwan tertarik untuk memantau fitoplankton di permukaan lautan dan untuk melihat bagaimana komunitas penting dapat menanggapi perubahan iklim.
Dalam studi saat ini, Cael dan tim menganalisis pengukuran warna laut yang diambil oleh MRI Spectroradiometer (MODIS) di satelit Aqua, yang telah memantau warna laut selama 21 tahun.
Perbedaan warna yang diambil satelit terlalu halus untuk dibedakan oleh mata manusia. Sebagian besar lautan tampak biru di mata kita, sedangkan warna aslinya mungkin mengandung campuran panjang gelombang yang lebih halus, dari biru ke hijau, bahkan merah.
Cael menganalisis ketujuh warna lautan yang diukur oleh satelit dari tahun 2002 hingga 2022 secara bersamaan, dan analisis tersebut menghasilkan tren yang jelas, di atas variabilitas normal dari tahun ke tahun.
Untuk melihat apakah tren tersebut terkait dengan perubahan iklim, dia kemudian melihat pemodelan sebelumnya yang mensimulasikan lautan di Bumi dengan dua skenario, dengan penambahan gas rumah kaca dan tanpa penambahan gas rumah kaca.
Model gas rumah kaca meramalkan bahwa tren yang signifikan akan muncul dalam 20 tahun dan bahwa tren tersebut akan menyebabkan perubahan warna laut di sekitar 50 persen permukaan lautan dunia.Â
"Ini menunjukkan bahwa tren yang kami amati bukanlah variasi acak dalam sistem Bumi. Ini konsisten dengan perubahan iklim antropogenik," imbuhnya.
