NASA Kasih Tanda Bahaya untuk Bumi, tapi Bukan dari Luar Angkasa
- BGR.com
Washington DC, VIVA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA melaporkan bahwa permukaan air laut naik 10 cm atau 4 inci pada 2024.
Kenaikan terjadi sejak 1993 ketika satelit mulai diperbantukan untuk mengukur ketinggian air laut.
Satelit, seperti wahana antariksa Sentinel-6/Michael Freilich, menggunakan altimeter radar untuk mengamati kenaikan muka air laut dengan memancarkan gelombang radio dari luar angkasa ke permukaan, yang dipantulkan dari laut dan kembali ke satelit.
"Setiap tahun sedikit berbeda (kenaikannya). Tapi yang jelas bahwa permukaan air laut terus naik dan laju kenaikannya semakin cepat," kata Josh Willis, peneliti NASA, seperti dikutip dari situs Mashable.
Dalam laporan sebelumnya yang ditulis para ilmuwan terkemuka di berbagai lembaga AS — National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), NASA maupun Departemen Pertahanan (Pentagon) — memproyeksikan permukaan laut akan naik 10 inci (2,54 cm) hingga satu kaki (30,48 cm) di sepanjang pantai AS dalam tiga dekade mendatang.
Ada dua faktor utama yang menyebabkan kenaikan muka air laut. Faktor pertama, sekitar dua pertiga, adalah mencairnya es.
Secara global, hampir semua gletser gunung menyusut, dan banyak air gletser akhirnya masuk ke lautan. Terlebih lagi, timbunan es yang sangat besar di Greenland dan Antartika mencairkan sejumlah besar air ke laut.
Faktor kedua, ekspansi termal. Saat laut menyerap lebih banyak panas, maka mereka mengembang.
Namun, pada 2024, ekspansi termal memainkan peran yang lebih besar, yang tidak mengherankan karena tahun itu merupakan tahun terpanas di Bumi yang pernah tercatat.
Hal ini mendorong kenaikan permukaan laut sedikit di atas ekspektasi tahunan saat ini, hingga hampir seperempat inci.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun mendatang, lapisan es Bumi yang mencair akan memainkan peran yang sangat besar dalam kenaikan permukaan air laut. "Lapisan es baru saja memanas," ungkap Willis.