Berawal dari Malas, Teman Virtual Bang Joni Terlahir
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id – Berawal dari rasa malas yang terus menghantui dalam mencari informasi, dua pemuda menciptakan layanan . Dua pemuda itu, Diatche Harahap dan Arra Primata melahirkan Bang Joni, sebuah layanan teman virtual. Bang Joni lahir dari bendera startup PT. Jualan Online Indonesia (JONI).
Di startup itu, Diatche Harahap menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Bang Joni dan Arra Primata berposisi menjadi Managing Director Bang Joni.
"Ide awalnya muncul atau konsepnya itu . Kita sadar bahwa sekarang sudah zaman chatting dan kita ingin membantu orang-orang mencari informasi sekitar dengan mengandalkan chatting," ucap Diatche kepada VIVA.co.id kemarin, ditemui di Kawasan SCBD, Jakarta.
Maka dari itu, Diatche yang sudah berkawan lama dengan Arra terlintas untuk membuat sebuah platform, yang isinya mengandalkan layanan pesan instan. Maka, muncul Bang Joni pada Desember 2015. "Orang tinggal ketik doang dari aplikasi chatting yang ingin diketahuinya, nanti Bang Joni akan mencari informasinya," ucap Arra.
Arra menjelaskan, kalau bukanlah sebuah aplikasi khusus, melainkan layanan yang terintegrasi dengan berbagai platform dengan menggunakan Application Programming Interface (API). Saat ini, Bang Joni bisa melayani pengguna melalui aplikasi Telegram dan Messenger pada Facebook.
"Sistem yang kita gunakan itu API yang terhubung dengan merchant-merchant yang sudah sepakat kita ajak kerja sama. Sekarang merchant yang sudah terintegrasi dengan Bang Joni itu ada Tiket.com, Zomato, Xtrans, Uber, MatahariMall, Info Cuaca, dan Info Tol," ungkap Arra.
Diatche menjelaskan, pengguna yang melakukan chatting dengan Bang Joni secara otomatis dibalas, karena menggunakan teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan melalui Natural Language Processing (NLP).
"NLP ini semacam teknologi yang mempelajari manusia dengan membaca kata-kata yang digunakan. Nah, sistem itu yang dipakai kita untuk melayani pengguna. Tata bahasanya kita sesuaikan dengan merchant, ada yang gaul tapi ada yang formal, sesuai dengan ciri khas merchant. Kita juga setiap waktu memperbarui perbendaharaan kata, apabila menemukan kata baru," tutur dia.
Beda dengan kompetitor