Elon Musk dan Ratusan Pakar Desak PBB Tolak Robot Pembunuh

Elon Musk.
Sumber :
  • REUTERS/Aaron P. Bernstein

VIVA.co.id – Pendiri SpaceX, Elon Musk, bersama 115 ahli kecerdasan buatan, atau artificial intelligence/A1 dan robotika, sepakat mengirim surat terbuka kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang penggunaan robot otonom pembunuh, atau lethal autonomous weapons.

Badai PHK 2025 Menggila, Ternyata AI Bukan Satu-satunya Biang Kerok

Musk dan ratusan ahli yang yang tergabung ke dalam Future of Life Institute, prihatin atas potensi penggunaan senjata otonom yang mematikan dan bagaimana penerapannya di masa depan.

Surat terbuka tersebut, mengutip Mashable, Senin 21 Agustus 2017, merupakan untuk pertama kalinya dipublikasikan bagi kelompok perusahaan AI dan robotika bergabung dengan petisi PBB, khususnya tentang senjata otonom.

AI Tidak akan Gantikan Manusia tapi Bisa Bikin Bisnismu Melejit Jika Tahu Caranya

Surat ini, juga dipublikasi saat pembukaan Konferensi Gabungan Internasional tentang Kecerdasan Buatan (IJCAI 2017) di Melbourne, Australia, pada 19-25 Agustus 2017.

Musk mengkategorikan robot otonom pembunuh ini antara lain pesawat nirawak (drone), senapan mesin/tank otonom, serta bentuk persenjataan lainnya yang dikendalikan oleh kecerdasan buatan pada medan perang masa depan.

Internet Satelit Elon Musk Comeback, Starlink Kembali Dibuka di Indonesia Hari Ini

Sebelumnya, Musk dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, sempat adu mulut di jejaring sosial Twitter. Mereka berdebat soal kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Zuckerberg menyebut robot bisa menjadi cukup cerdas untuk membunuh penciptanya sendiri, manusia.

Namun, Musk membalasnya dengan mengatakan bahwa pemahaman Zuckerberg tentang A1 sangat terbatas.

Ia menegaskan, potensi bahaya seperti itu bukan khayalan, sehingga pemerintah harus bergerak meregulasi AI.

Laporan PBB tentang Konferensi Senjata Konvensional (UN Review Conference of Convention on Conventional Weapons) menyepakati untuk meluncurkan diskusi formal mengenai larangan senjata otonom, dan 19 negara anggota telah mendukung pelarangan penggunaan robot pembunuh.

Awalnya, Kelompok Elon Musk ini dijadwalkan akan bertemu pada Senin 21 Agustus, hari ini, namun tertunda hingga November mendatang. (asp)

Para pencari kerja beristirahat disela-sela acara Indonesia Spectacular Job Fair “JOB FOR CAREER” Festival 2019 di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta

AI Bisa Geser Banyak Profesi, Tapi Tidak untuk 10 Pekerjaan Ini

AI makin canggih dan mulai menggeser profesi meja. Tapi ada 10 pekerjaan yang paling aman dari dampaknya. Berikut penjelasan lengkapnya!

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2025