Dari Indonesia untuk Dunia, Siswi RI Bikin Alat Cek Gula Darah Murah

Celestine Wenardy, siswi kelas 10 British School Jakarta
Sumber :
  • Twitter/@Google_IDN

VIVA – Penelitian siswi asal Indonesia kembali unjuk gigi di kancah internasional. Riset Celestine Wenardy, siswi kelas 10 British School Jakarta, menjadi finalis dalam ajang Google Science Fair 2019.

7 Sayuran Pengubah Hidup, Wajib Dikonsumsi di Atas Usia 30 Tahun

Celestine mengembangkan alat pengecek kadar gula darah yang bakal lebih murah dan mudah digunakan. Pengecek kadar gula darah biasanya menggunakan sampel darah dari pasien atau pengguna, namun alat yang dikembangkan Celestine ini, nantinya mengecek kadar gula darah cukup dideteksi dengan suhu tubuh pasien atau pengguna. 

Melalui penelitian berjudul 'Affordable Noninvasive Continuous Blood Glucose Concentration Monitoring via Interferometry and Thermal Technology', Celestine menggunakan interferometri dan teknologi termal yang digunakan dalam pengukuran konsentrasi glukosa darah. Lalu, berdasarkan resistensi masing-masing resistor dan termistor yang digunakan sebagai indikator, pembacaan konsentrasi glukosa yang akurat dapat diperoleh secara non-invasif dan kontinu dengan metode yang terjangkau.

Bukan Hanya Turunkan Berat Badan, Ini 8 Manfaat Air Rebusan Daun Salam bagi Kesehatan Tubuh

Celestine mengaku, inisiatif mengembangkan alat ini berangkat dari keprihatinannya dalam melihat sekelumit masalah kesehatan di Indonesia. 

Menurutnya, biaya kesehatan di Indonesia, khususnya untuk penyakit diabetes, belum cukup terjangkau untuk semua kalangan. Selain itu, tidak semua klinik di Indonesia menyediakan fasilitas dasar yang diperlukan untuk masyarakat Indonesia.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Terdorong kondisi minus tersebut, siswi penyuka pelajaran Fisika ini berniat meningkatkan kehidupan penderita diabetes dengan berusaha menghadirkan alat pengukur gula darah yang lebih murah.

“Ke depannya proyek ini akan terus dikembangkan. Aku berharap proyek ini dapat berguna tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, tetapi bisa dimanfaatkan untuk masyarakat dunia dalam mengendalikan penyakit diabetes,” kata siswi berusia 16 tahun ini dalam keterangan di blog Google Indonesia, yang dikutip Minggu, 9 Juni 2019. 

Celestine mengatakan, pencapaiannya menembus finalis Google Science Fair 2019 ini menunjukkan optimisme generasi muda dan pelajar Indonesia.

“Aku juga mau menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan pesan kepada semua anak di seluruh dunia, bahwa tidak ada kata terlalu cepat untuk mulai mewujudkan mimpi dan ambisimu. Kalau anak perempuan seperti saya bisa mengembangkan alat, maka kamu juga pasti bisa membuat perubahan!" tegasnya. (ren)

Ilustrasi diet.

Diet Gak Makan Nasi Tapi Berat Badan Tetap Naik, Salahnya di Mana? Begini Wejangan dari Dokter

Namun, tak sedikit yang mengeluhkan, walaupun sudah menghindari nasi, tetapi berat badannya tak kunjung turun atau bahkan malah naik. Lalu, di mana letak kesalahannya?

img_title
VIVA.co.id
2 Maret 2025