Ada Sentuhan Tangan Ilmuwan Indonesia di Perusahaan Milik Elon Musk
- Dok. Indonesia Mengglobal
VIVA – Ada sentuhan tangan ilmuwan Indonesia di perusahaan milik Elon Musk, SpaceX. Tepatnya, anak bangsa ini turut andil dalam sebuah proyek kompetisi Hyperloop yang digelar SpaceX, hingga timnya berhasil memenangkan Innovation Award.
Ilmuwan tersebut bernama Ajie Nikicio, seorang anak bangsa yang saat ini sedang mengejar gelar masternya di Amerika Serikat (AS). Mengutip situs Indonesia Mengglobal, Senin, 29 Juni 2020, Ajie ternyata pernah mengikuti kompetisi yang digelar oleh SpaceX.
Selain itu, ia juga pernah membuat satelit saat menempuh pendidikan di negara tetangga, Singapura. Ajie menjelaskan, satelit pertama yang dibuatnya tersebut diluncurkan dari Satish Dhawan Space Center, India berhasil mencapai orbit pada 550 km di atas permukaan laut. Sedangkan roket yang membawa Galassia adalah PSLV C-29 pada 2015.
Mimpi besar
Kendati demikian, ia menilai tidak ada yang istimewa dari Galassia, karena hanyalah satelit buatan siswa untuk karya ilmiah. Namun ternyata satelit ini menjadi awal untuk mewujudkan mimpinya yang lebih besar.
Hingga saat ini pusat penelitian di National University of Singapore (NUS) sudah mengerjakan lima satelit dan akan segera diluncurkan. Ajie kemudian melanjutkan studinya ke Massachusetts Institute of Technology (MIT) di AS ambil jurusan System Design and Management (SDM).
Ini adalah program yang dirancang khusus untuk mereka yang ingin menjadi pemimpin teknik. "Menjelang akhir semester pertama saya bergabung dengan tim Hyperloop MIT untuk berpartisipasi dalam kompetisi SpaceX Hyperloop Pod tahunan Elon Musk," tuturnya.
Teknologi Air Bearing
Ajie mengaku belajar banyak tentang bagaimana menghadapi kompleksitas besar dalam rentang waktu singkat. Hyperloop adalah teknologi pembuatan kereta super cepat di dalam terowongan vakum yang berkecepatan mencapai 1.000 km/jam, jauh lebih cepat bila dibandingkan kereta peluru di Jepang yang hanya mencapai 320 km/jam.
Timnya menjadi yang pertama yang berhasil menyelesaikan misi di antara universitas di negeri Paman Sam dan lima negara lainnya. Mereka pun diganjar Piagam Inovasi (Innovation Award) dari SpaceX berkat teknologi Air Bearing, yang melayangkan kereta menggunakan semburan udara.