Hacker Mempermalukan Korban Jadi Modus Baru Kejahatan Siber

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • huffpost.com

"Ini trennya mengarah ke evolusi peretasan ransomware. Ini norma baru. Para hacker sekarang betul-betul mencari data untuk informasi yang bisa dimanfaatkan untuk kejahatan. Jika mereka menemukan apapun yang memalukan atau membuktikan adanya suatu kejahatan/kesalahan, mereka menggunakannya untuk meminta bayaran yang lebih besar," tutur Callow.

Cara Licik Hacker Curi Rp7 Miliar dari Pengembang Kripto, Anda Harus Tahu

Contoh lainnya terjadi pada Desember 2020, di mana waralaba klinik bedah plastik The Hospital Group dimintai uang tebusan dengan ancaman publikasi gambar 'sebelum dan sesudah' pasien-pasiennya. Ransomware telah banyak berevolusi sejak pertama kali muncul puluhan tahun lalu.

Para kriminal dunia maya ini awalnya beroperasi sendiri, atau dalam kelompok kecil, menyasar pengguna internet secara acak dengan memasang jebakan di situs web dan email. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka menjadi lebih canggih, terorganisir, dan ambisius.

Jangan Panik kalau Rumah Pintarmu Bisa Jadi Mata-mata Pribadi

Geng kejahatan siber diperkirakan mendulang puluhan juta dollar AS setiap tahunnya dengan menghabiskan waktu dan sumber daya untuk menyasar dan menyerang perusahaan besar atau lembaga publik untuk bayaran besar, kadang-kadang sampai jutaan dollar AS. Callow mengaku telah mengamati taktik ransomware selama bertahun-tahun.

Baca juga: Jangan Percaya kalau Aplikasi Clubhouse Muncul di Android

HP Kamu Bisa Diawasi Hacker Tanpa Sadar, Untungnya Ada Layanan Ini

Ia melihat ada perubahan metode pada akhir 2019. "Dahulu data hanya dienkripsi untuk mengganggu suatu perusahaan, tapi kemudian kami mulai melihat data tersebut diunduh oleh para hacker. Artinya, mereka dapat meminta duit tebusan yang lebih besar kepada korban karena sekarang ada ancaman data tersebut akan dijual ke pihak lain," tegasnya.

Tren terbaru ini telah membuat para pakar khawatir karena sulit dilawan. Simpanan cadangan data perusahaan yang memadai dapat membantu perusahaan untuk pulih dari serangan ransomware, namun itu tidak cukup ketika para hacker menggunakan taktik ransomware.

Sementara itu, konsultan keamanan siber Lisa Ventura mengingatkan para karyawan tidak boleh menyimpan apapun yang dapat mencederai reputasi perusahaan di server kantor mereka. Ia juga menegaskan bahwa perusahaan perlu memberikan pelatihan seputar ini kepada seluruh karyawannya.

"Perubahan modus hacker ini meresahkan karena serangan ransomware tidak hanya menjadi lebih sering, mereka juga menjadi lebih rumit. Kurangnya laporan dari korban dan budaya menutupi kesalahan membuat dampak keuangan dari ransomware sulit diperkirakan," tutur Lisa.

VP Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi.

Jason Emmanuel bikin Takjub Telkomsel

Jason Emmanuel bikin takjub Telkomsel. Mahasiswa Binus itu didapuk jadi 'best hacker'.

img_title
VIVA.co.id
19 September 2025