Gejala COVID-19 Paling Lama Sembuh dan Tanda Terdeteksi di Mata

Ilustrasi batuk/TBC/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/drobotdean

VIVA – Informasi mengenai COVID-19 masih banyak dicari oleh masyarakat. Salah satunya adalah mengenai gejala yang dialami saat terinfeksi penyakit dari virus corona itu.

Ketika Kepala BGN Kaitkan Timnas Indonesia Sulit Menang karena Gizinya Tak Bagus

Tak heran artikel mengenai lima gejala COVID-19 yang butuh waktu lama untuk sembuh menjadi yang paling banyak dibaca di kanal Lifestyle VIVA.co.id sepanjang Minggu, 28 Februari 2021.

Selain artikel tersebut, masih ada artikel lainnya yang juga tak kalah diminati. Berikut daftar lengkapnya.

Sarapan yang Baik Harus Terpenuhi Zat Gizi Makro dan Mikro, Apa Contohnya?

5 Gejala COVID-19 Paling Lama Sembuh, Meski Sudah Negatif
Berjuang melawan COVID-19 bukanlah hal yang mudah. Beberapa gejala bisa membutuhkan waktu yang lama untuk hilang, bahkan ketika sudah negatif COVID-19.

Risiko seseorang mengalami sindrom akut pasca COVID-19 atau gejala infeksi yang berlangsung sangat lama, bergantung pada usia, faktor risiko dan keparahan infeksi, beberapa ahli kini telah mengamati pola gejala umum pada pasien yang berlangsung lebih lama. Baca selengkapnya

Demi Deddy Corbuzier, Azka Lakukan Berbagai Cara Biar Kena COVID-19

3 Tanda Awal COVID-19 Terdeteksi di Mata, Ini Gejalanya
Para ahli memberikan pembaruan terkait tanda-tanda COVID-19 yang bisa dideteksi dengan tiga gejala khusus yang dimulai dari mata. Sebuah studi yang diterbitkan dalam BMJ Ophthalmology, juga merinci gejala utama yang dialami orang-orang pada minggu-minggu awal infeksi, yang mungkin juga sering terlewatkan.

Oleh karena itu, selain batuk, demam, sakit kepala, dan nyeri otot, gejala-gejala yang terdeteksi di mata berikut ini juga harus diwaspadai sebagai gejala COVID-19. Baca selengkapnya

Kurang Gizi Picu Anak Mudah Sakit, Ahli Sarankan 'Isi Piringku'
Gizi yang baik menjadi sumber utama dalam pembentukan tumbuh kembang anak. Sayangnya, masih banyak orangtua yang belum memenuhi kebutuhan gizi yang tepat sehingga anak berisiko terhadap stunting.

Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi anak, misalnya kondisi kekurangan makronutrien seperti stunting, maupun kekurangan mikronutrien zat besi yang menyebabkan anemia. Anak yang menderita tantangan kesehatan seperti anemia dan stunting tidak dapat berkembang secara optimal karena hal tersebut bukan hanya menghambat fisik, namun juga kecerdasan. Baca selengkapnya

Tak Hanya Masuk Angin, Produk Herbal Ini juga Bisa Tingkatkan Imun
Di tengah musim hujan dan banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, selain ancaman Covid-19 yang masih ada, terdapat juga berbagai potensi penyakit yang timbul di masyarakat akibat musim hujan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya