Gadis 13 Tahun Asal Bogor Sukses Taklukkan Gunung Tertinggi Afrika
- Istimewa
VIVA – Di saat anak seusianya tengah sibuk menggemari selebriti atau mungkin masih asyik bermain di mal atau tempat nyaman lainnya, Khansa Syahlaa yang baru berusia 13 tahun justru telah sukses menaklukkan gunung tertinggi di benua Afrika, Kilimanjaro.
Bersama ayahnya, pendaki cilik asal Cibubur, Gunung Putri, Bogor itu berhasil menjejakkan kakinya di puncak gunung Kilimanjaro dengan ketinggian 5.895 meter di Tanzania.
Dengan mengambil rute Machame yang memakan waktu tujuh hari perjalanan, siswi kelas 7 An Nahl Islamic School Cibubur ini melintasi medan dengan hutan hujan yang lebat, jalan berbatu dan berpasir serta salju abadi di puncak. Sukses menaklukkan salah satu gunung tertinggi di Afrika, bukan berarti Khanza tak menghadapi kesulitan.
"Hujan yang mengguyur setiap hari dan udara yang dingin sempat menyebabkan Khansa mengalami mual dan muntah pada pendakian hari kedua di Sierra Camp 2.750 meter atau saat masih aklimatisasi atau penyesuaian tubuh di atas ketinggian," kata Aulia Ibnu, ayah Khanza dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 19 Juni 2019.
Melihat kondisi buah hatinya, sang ayah sempat berpikir untuk menunda, bahkan menghentikan pendakian. Namun tekad dan semangat Khansa yang kuat, membuat keduanya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Kilimanjaro tidak memerlukan teknik pendakian yang khusus, akan tetapi perjalanan menanjak dilakukan memutar guna aklimatisasi karena tingginya gunung tersebut. Hanya satu lokasi yang membutuhkan teknik pendakian khusus, yaitu di Baranco Wall yang cukup terkenal di mata para pendaki. Di sana, Khansa harus menggunakan teknik scrambling atau jalan merayap naik di dinding gunung yang curam dengan hati-hati sampai di ketinggian 4.600 meter.
Strategi dalam pendakian menuju puncak juga mereka perhitungkan dengan matang. Ada tiga tim dari negara lain yang juga mengejar summit dari Baravu Camp 4.673 meter atau camp terakhir sebelum puncak, yaitu dari Amerika, China dan India.
Menyiasati udara dingin dan menjaga Khansa agar tidak terkena Acute Mountain Sickness (AMS), tim tidak mengejar sunrise. Mereka bergerak setelah ketiga tim dari negara lain berangkat untuk menghindari antrean di Uhuru Peak dan juga berdasarkan observasi cuaca yang biasanya cerah pukul 07.00 hingga 09.00.