Tips Memulai Usaha di Tengah Pandemi untuk Penyandang Disabilitas
- Freepik
Keempat, collaboration. Kolaborasi ini adalah hal yang penting di masa pandemi ini, khususnya kolaborasi melalui digital.
"Kelima, competitive. Kita merasa stigma competitive itu cukup negatif. Tapi kompetisi di difabelpreneur ini adalah kompetisi yang positif. Bagaimana kita tetap menjaga kualitas, bagaimana kita tetap menjaga quality content kita. Bukan hanya berkompetisi secara harga, tapi berkompetisi secara quality dan konten," kata dia.
Nicky juga menjelaskan bahwa jangan pernah berpikir masa pandemi adalah salah satu kesulitan bagi kita, sebab ekosistem difabelpreneur percaya bahwa tidak ada masalah tanpa solusi.
Tidak hanya Nicky, Founder Precious One, Ratnawati Sutedjo menambahkan bahwa untuk penyandang disabilitas yang telah menjalankan wirausaha jangan lupa untuk menjaga kualitas.
"Kemudian modal pasti pertama yang terpikir ketika buka usaha modal pasti uang. Uang memang modal tapi kesekian. Yang utama adalah punya daya juang karena ketika punya sesuatu kemudian menyerah karena enggak laku. Memiliki daya juang dan cari tahu kenapa enggak laku, dan itu memang ada sesi khusus," jelas dia.
Ratna juga menekankan bahwa pelaku usaha disabilitas apa pun yang dihasilkan, mereka sudah punya nilai lebih. Karena, kata dia, produk atau jasa yang dihasilkan itu punya cerita.
"Salah satunya cerita semangat dari penyandang disabilitas untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa meskipun kita memiliki keterbatasan, tapi kita bisa menghasilkan karya dan menghasilkan sesuatu yang sama dan diterima masyarakat. Jadi jangan takut berusaha," kata Ratna.Â
