Kisah Mualaf Rusia, Dari Atheis, Dihujat Haram Hingga Nyaris Tewas
- Freepik/rawpixel.com
VIVA – Perjalanan spiritual seorang wanita asal Rusia-Amerika Serikat sangat berliku. Mualaf ini bahkan mengaku sempat keluar dari Islam lantaran dihujat berbagai hal haram dan menjadi muslim kembali saat nyaris tewas dalam kecelakaan mobil.
Tumbuh dalam keluarga berbeda agama, dengan ibu yang memeluk Kristen dan ayahnya seorang Yahudi membuat wanita ini tak begitu mempercayai Tuhan. Agama tak pernah menjadi topik yang didiskusikannya di dalam keluarga hingga ia beranjak remaja dan alami depresi serta emosi yang meluap-luap membuatnya ingin berhubungan dengan Tuhan.
"Ketika membaca alkitab (bible) pada halaman pertama tertulis Tuhan menciptakan dunia dalam 6 hari dan di hari ke-7 istirahat. Bagiku itu tak masuk akal, mengapa Tuhan harus istirahat. Jadi aku melihat kekurangan di bible jadi aku mencoba mempelajari Budha," tuturnya dalam kanal Youtube Juru Kunci Mesjid.
Di Budha, ia menyebut ada konsep bernama Tao yang sebenarnya sangat menarik tapi ada juga hal yang membuatnya kesal karena merasa ini bukanlah agama. Menurutnya, Budha lebih condong akan pandangan hidup dan tak ada hubungannya dengan Tuhan, sehingga ia menyingkirkan lagi agama tersebut.
Setelahnya ia mempelajari agama Hindu dan kembali membuatnya berpikir keras. Ia membaca soal dewa monyet, tangan dewa, hingga jelmaan dewa yang baginya tak masuk akal karena tak sesuai dengan konsep Tuhan.
"Kristen juga tidak masuk akal karena banyak kontradiksi dan kesalahan dari sudut pandangku," imbuhnya.
Kisah mualaf asal Rusia-Amerika
- YouTube
Setelahnya, ia sempat mempelajari agama lainnya yang diberikan leluhur namun masih tak terasa tepat. Hingga ia merasa tak ingin percaya pada agama lantaran tak masuk akal sehingga pilihannya adalah menjadi atheis.
"Aku merasa buang-buang waktu dan itu membawaku pada era tergelap di hidup. Aku benar-benar tidak peduli. Aku mulai minum, pesta, hingga melakukan tindakan kriminal. Aku banyak melakukan hal buruk. Perbuatan itu akhirnya membuatku sengsara. Hidup tidak ada gunanya. Aku bisa mengambil uang dan tindakan kriminal tapi aku tidak merasa senang. Aku pun depresi berat," beber sang mualaf.