Jangan Sembarangan Cari Vendor Pernikahan

VIVA – Pandemi COVID-19 memberi dampak yang signifikan terhadap pelaku usaha industri pernikahan di Tanah Air. Mulai dari wedding organizer (WO), katering, dekorasi, dokumentasi, makeup artist dan lain sebagainya.

Setelah dua tahun berjalan, penanganan pandemi terus menunjukkan hasil positif. Relaksasi izin acara keramaian oleh pemerintah mulai memberikan dampak positif terhadap bangkitnya industri pernikahan.

Sejak awal tahun ini, sudah ada sejumlah pameran pernikahan yang digelar untuk membantu calon pengantin mewujudkan pernikahan impian yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19, seperti Gebyar Pernikahan Indonesia yang kembali digelar secara offline di The Sultan Hotel & Residence Jakarta pada 4-5 Juni mendatang.

Ketua Panitia Pameran Gebyar Pernikahan Indonesia, Tommy Yoewono mengatakan, sama seperti acara sebelumnya, kali ini Parakrama Organizer bersama dengan The Sultan Hotel & Residence menyelenggarakan pameran pernikahan tradisional dengan tujuan untuk mendongkrak kembali industri pernikahan di Indonesia.

Ia menjelaskan, pameran Gebyar Pernikahan Indonesia akan dihadiri oleh berbagai vendor pernikahan profesional, di antaranya katering, dekorasi, rias dan busana pengantin, souvenir, wedding organizer, entertainment, perhiasan, produk kecantikan dan banyak lagi.

"Selain itu, ada pula mini show berupa music live, fashion show, dan live streaming pengundian doorprize," ungkap Tommy, dalam keterangan resminya, Kamis, 26 Mei 2022.

Ia juga mengatakan, pameran ini bertujuan untuk membangkitkan kembali industri pernikahan yang lumpuh pascapandemi serta memudahkan para calon pengantin untuk mencari kebutuhan mereka. Karena banyak pasangan yang menunda menggelar pesta pernikahan.

"Harapannya, pameran pernikahan ini menjadi solusi dan kesempatan bagi calon pasangan yang masih bingung dalam mempersiapkan pernikahan serta mencari vendor yang terpercaya. Pengujung bisa berkonsultasi dengan vendor-vendor pernikahan yang dapat membantu menyukseskan acara pernikahan," tuturnya.

Jaksa Agung: Korupsi Pertamina Terjadi Saat Pandemi, Layak Dihukum Mati!

Jaksa Agung membuka kemungkinan hukuman mati bagi para tersangka korupsi Pertamina karena terjadi saat pandemi Covid-19. Kasus ini merugikan negara Rp193,7 triliun

VIVA.co.id

7 Maret 2025