Peranan Masyarakat dalam Pembuatan Kebijakan Berbasis Sadar Risiko
- ist
Ketua Masindo, Dimas Syailendra Ranadireksa menjelaskan, usia produktif di Indonesia mencapai 190,83 juta jiwa atau 69,3 persen di mana rentang usia 16-30 tahun mendominasi dan berpotensi mendapatkan bonus demografi yang berpengaruh pada kemajuan serta kesejahteraan Indonesia.
Akan tetapi, masalah publik dari segi kesehatan seperti prevalensi penyakit tidak menular dan kesehatan mental, masalah lingkungan seperti polusi udara dan dan perubahan iklim, serta masalah sosial seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama.
“Berbagai masalah publik dapat diperparah oleh pembuatan kebijakan yang tidak tepat sasaran, tidak ada partisipasi, dan tidak mempertimbangkan paradigma baru yakni sadar risiko. Utamanya sebagai generasi muda, kita harus meningkatkan partisipasi dengan melibatkan gagasan, keahlian, pengalaman, dan perspektif secara aktif dalam pengambilan keputusan khususnya pada pembuatan kebijakan berbasis sadar risiko,” jelasnya.
Sebagai upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, Masindo secara berkelanjutan mensosialisasikan nilai sadar risiko melalui edukasi, diskusi publik, advokasi media, kampanye sosial, kajian, dan informasi berbasis bukti ilmiah.
Mulai dari pentingnya mengurangi polusi udara dengan beralih ke energi terbarukan dan transisi ke transportasi umum. Menjaga keselamatan berkendara dengan mengenakan helm, sabuk pengaman, dan tidak bermain ponsel.
Selain itu, upaya mengurangi konsumsi gula untuk mengurangi risiko penyakit akibat konsumsi gula berlebih dan beralih ke produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin untuk mengurangi risiko penyakit akibat merokok pada perokok dewasa.
Chief Executive Officer (CEO) and Founder of Think Policy, Andhyta F. Utami, menambahkan inisiasi gerakan aktif dalam advokasi, edukasi, serta sosialisasi dalam pembuatan kebijakan perlu diperbanyak dan dilakukan secara masif.
Berbagai ruang partisipasi dapat dimaksimalkan dengan tujuan memajukan ekosistem kebijakan publik yang tepat sasaran, partisipatif, dan berbasis sadar risiko.
“Inisiatif menyuarakan aspirasi terhadap kebijakan publik di Indonesia bisa didasari fokus dan keterampilan masing-masing. Contohnya, generasi muda yang melek teknologi perlu memiliki kompetensi untuk menganalisis pemetaan isu dan aspirasinya yang selanjutnya bisa diadvokasikan dalam ruang kebijakan publik,” tuturnya.