65 Persen Muslim Indonesia Gak Bisa Baca Alquran, Begini Trik Belajar Mengaji yang Mudah

Ilustrasi Alquran.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) saat ini berlangsung secara masif. Kerap dimanfaatkan sebagai metode pembelajaran efektif, teknologi ini salah satunya dipakai untuk belajar bahasa. Di Indonesia, metode yang sama mulai diterapkan juga untuk pembelajaran mengaji.

Silaturahmi Punya Manfaat Luar Biasa, Ustaz Khalid Basalamah Ungkap Fakta Mengejutkan

Meski tak umum, belajar mengaji memanfaatkan AI bisa jadi lebih efektif dan efisien. Dengan AI, kegiatan belajar mengaji yang umumnya mewajibkan pendampingan guru secara langsung atau tatap muka, kini bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Yuk, scroll untuk info lengkapnya.

Tak dipungkiri, sebagian orang menganggap bahwa belajar mengaji cukup rumit dan memiliki tantangannya sendiri. Untuk mengaji dengan tepat dan baik, para pemula harus memahami sejumlah hal, mulai dari pengenalan huruf hijaiyah, tanda baca, hingga Tajwid. Mereka juga perlu berlatih secara rutin didampingi guru agar bacaan mengaji menjadi lancar. 

Modest Fesyen Menginspirasi Brand Internasional, MUFFEST+ 2025 Jadi Wadah Karya Ratusan Desainer

Sayangnya, tak semua orang memiliki kesempatan belajar mengaji dengan guru. Inilah alasan, meski beragama Islam, tak semua muslim bisa mengaji secara baik dan benar. Bahkan, fakta yang dikemukakan Ketua Yayasan Indonesia Mengaji, Komjen Pol Syafruddin pada 2021 cukup mengejutkan. Ia menyebut, 65 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak bisa membaca Alquran.

Transformasi Digital Sangat Vital

Dalam lingkup yang lebih kecil, data serupa juga ditemukan mantan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc yang kini menjadi Co-founder ngaji.ai, aplikasi belajar mengaji berbasis AI.

Ia berkisah, pada 2021, dosen agama pada kampus yang dinaunginya itu mendapati bahwa lebih dari 60 persen mahasiswa baru tak bisa mengaji. Atas dasar keprihatinan sekaligus kepedulian terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang terus menjadi isu krusial di tanah air, Sutarto pun menginisiasi ngaji.ai. Sebelum akhirnya diluncurkan, ide membangun aplikasi dilakukan Sutarto dengan rencana yang matang.

"Hal terpenting, pembelajaran mengaji meski tanpa guru harus tetap berkualitas dan akurat,” ujarnya mengenang awal rencana membangun aplikasi, dikutip dari keterangannya, Jumat 2 Februari 2024. 

Adapun ide mengembangkan aplikasi, dipilih Sutarto, sebagai cara paling efektif karena mudah diakses lewat gadget. Ia menilai, gadget saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya