Dokter Tirta Nyaris Meninggal Gegara Olahraga Berlebihan, Pingsan Hingga Jantung Bermasalah

dokter Tirta
Sumber :
  • Instagram @dr.tirta

VIVA Lifestyle – Dokter yang juga aktif di media sosial, dr Tirta Mandira Hudhi membagikan pengalamannya yang hampir meninggal dunia lantaran berlebihan saat berolahraga. Diungkap oleh dokter Tirta, dirinya saat itu pernah mengikuti kegiatan bersepeda dari Yogyakarta hingga Jakarta non-stop selama 42 jam. 

Terpopuler: Rahasia Panjang Umur Wanita Tertua hingga Tanda Post Holiday Blues

“Iya betul nyaris (meninggal), berlebihan itu. Makanya aku enggak berani lagi. Karena aku pengen banget. Aku udah (naik sepeda) Jogja-Jakarta tuh sendiri 42 jam. 42 jam non-stop itu ada story line-nya di Twitter orang udah mantau,” kata dia saat berbincang dengan Praz Teguh di YouTube HAS Creatif, dikutip Rabu 5 Juni 2024. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!

Dokter Tirta menceritakan, saat itu dirinya menempuh jarak 580 km dari Yogyakarta melalui jalur Selatan hingga menuju Cawang Jakarta Timur. Perjalanan tersebut dilakukan non stop dengan jarak waktu tempuh 42 jam. 

TERPOPULER: Hukum Orangtua Pakai Uang THR Lebaran Anak, Cara Cek Kesehatan Jantung di Rumah

“Nah terus sudah merasa hebat kan, balik lagi Jakarta-Jogja itu 60 jam. Total 120 jam. Yang 60 jam ini (lama) karena tiap jam 8 malam tidur. Kalau yang kemarin itu gowes terus yang penting sampai,” tukasnya.

Anak Mat Solar Ungkap Penyesalan, Tak Bersama Saat Ayahnya Mengembuskan Napas Terakhir

Di sisi lain, momen saat dirinya hampir meninggal itu terjadi setelah dia mengikut 1.200 audax. Saat itu dr. Tirta tak sadarkan diri di KM 250 tepatnya di tanjakan Pacitan arah Goa Jepang. 

“Itu gara-gara aku nekat. Jadi belum sadar kapasitas diri, merasa mampu, fomo ngerasa udah bisa. Aku udah bisa 1000 kilo kok. Ikut 1.200 kilo audax, tapi ternyata tanjakannya ngawur, aku nge-push pingsan di KM 250 itu tanjakan Pacitan arah Goa Jepang,” ungkapnya.

Tirta menceritakan, insiden itu terjadi lantaran dia mengalami hiplovomik alias dehidrasi parah. Dia kemudian beristirahat dan langsung tak sadarkan diri di sebuah warung. 

“Dari situ aku sadar diri, cederaku parah banget. Ternyata itu mikrosleep karena dehidrasi parah salah manajemen energi. Lagi gowes berhenti di warung terus hilang digugah sama orang. Waktu di warung itu udah break out lemes banget kayak susah narik nafas, terus break out. Dari situ kita tau bahwa ternyata berlebihan enggak baik,” ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya