Mal Ini Sediakan Fasilitas Unik Bagi Pria Bosan
VIVA.co.id – Pusat perbelanjaan, atau mal merupakan surga dunia bagi para wanita yang gemar berbelanja. Tak jarang, para wanita rela menghabiskan banyak waktu untuk mencari barang incarannya.
Namun, di saat belanja menjadi sebuah hal mengasyikkan bagi para wanita, ternyata ada pasangan yang merasa bosan saat menemani. Melihat hal ini, salah pusat perbelanjaan terbesar di Shanghai, China, yakni Global Harbour, menghadirkan fasilitas unik khusus bagi para pria yang merasa bosan menemani pasangannya berbelanja.
Dilansir laman South China Morning Post, Jumat 14 Juli 2017, mal tersebut menyediakan empat tempat istirahat yang menyerupai tabung. Fasilitas tersebut masing-masing dapat menampung satu orang dengan fasilitas berteknologi tinggi.
Fasilitas yang telah diuji coba selama satu bulan ini, menawarkan kegiatan, seperti bermain game dalam sebuah komputer. Para pria pun dapat sambil santai dengan meluruskan kaki mereka yang lelah berjalan-jalan mengelilingi beberapa toko.
Sejauh ini, fasilitas tersebut sangatlah populer. Sebab selain menyediakan game, masing-masing tempat duduk memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi seperti pada bangku kereta api kelas bisnis, sehingga para pria dapat menghibur diri mereka sendiri.
"Mesin seperti itu adalah yang terbaik dari kedua dunia, di mana pacar bisa meluangkan waktu untuk berbelanja sementara saya bersenang-senang tanpa mengganggu orang lain," ujar seorang pria dalam laporan tersebut.
Namun, pendapat lain pun muncul dari seorang wanita yang menyatakan, bahwa seorang pria seharusnya menemani pasangannya berbelanja. Sebab, adanya fasilitas itu dapat membuat pria lupa diri dan tidak akan berhenti bermain game meskipun si pasangannya telah selesai berbelanja.
"Tidak mungkin, meminta seorang pria untuk berhenti bermain game. Saya sekarang harus menunggunya, saat saya telah selesai berbelanja, tetapi dia masih bermain game," ucap wanita tersebut. (asp)
Menkeu Purbaya Dalami Dugaan Permainan dan Pemalsuan Cukai Rokok
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pemerintah masih menelaah persoalan terkait cukai rokok, termasuk adanya dugaan permainan atau pemalsuan.
