Waspada 9 Parasit Cacing Berbahaya Hinggap di Makanan
- Pixabay/ Agnes_Karikaturen
VIVA – Saat mengonsumsi makanan yang dijajakan di pinggir jalan, biasanya muncul rasa takut akan tingkat higienis makanan yang dijajakan. Begitu juga saat melakukan plesiran ke sebuah negara asing, kita sangat menjaga agar makanan kita tak terhinggap parasit.Â
Padahal, keberadaan parasit tak hanya terdapat pada makanan yang 'kotor' saja (pengolahan tak bersih). Jenis makanan tertentu yang kita anggap 'bersih' juga bisa mengandung parasit.
Web MD menulis bahwa kata parasit digunakan sebagai istilah untuk menyebut makhluk hidup yang hidupnya tergantung pada makhluk hidup lainnya.Â
Parasit hidup dengan menempel dan menghisap nutrisi dari makhluk hidup yang ditempelinya, sehingga memengaruhi metabolisme tubuh dan menyebabkan malnutrisi.
Tak hanya makanan yang 'jorok' parasit juga ternyata bersembunyi dalam produk makanan hingga bahan makanan segar (daging dan sayur) yang kita konsumsi sehari-hari.
WHO mengatakan bahwa standar pertanian pangan global dan perdagangan yang baik dan terstandar seharusnya dapat mencegah parasit memasuki rantai makanan.Â
Berdasarkan ungkapan itu, para ahli telah membuat peringkat 24 parasit makanan yang paling merusak sesuai dengan jumlah kasus, distribusi global dan dampak kesehatan.
Untuk mengenal lebih jauh soal parasit tersebut, berikut ini dilansir laman theconversation, berikut ini 9 jenis-jenis parasit yang mungkin saja bersembunyi dalam makanan Anda.
Â
1. Taenia solium
T.solium, juga dikenal sebagai cacing pita babi, ukurannya mencapai 10 meter saat dewasa. Parasit ini merupakan salah satu cacing pita yang paling besar untuk menginfeksi manusia.Â
Parasit ini berasal dari kista larva pada dagig babi yang dimasak setengah matang. Banyak kasus yang ditemui, parasit ini bersarang pada perut Anda dan menghisap nutrisi Anda. Dampak serius pada parasit ini adalah menyerang saraf pusat (neurocysticercosis) dan penyebab utama epilepsi.
2. Echinococcus granulosus
Jenis cacing pita lain adalah Echinococcus granulosus (EG). Meski panjangnya hanya 3-7mm, cacing ini menyebabkan penyakit cystic echinococcosis (CE) yang bermigrasi di organ hati dan menyebabkan kerusakan serius.
EG memiliki siklus hidup antara karnivora (biasanya anjing), dan domba atau ternak lainnya. Manusia terinfeksi melalui menelan telur secara tidak sengaja dari kotoran anjing, baik melalui produk makanan yang terkontaminasi atau dari kontak langsung, atau tanah yang terkontaminasi. Telur cacing itu cukup kuat dan mampu bertahan dalam perut selama berbulan-bulan, bahkan dalam suhu beku.