Bela Kampung, Program Eliminasi Malaria di Papua Barat

Ilustrasi nyamuk malaria.
Sumber :
  • Pixabay

"Setelah diperiksa, misal positif malaria ada petugas kesehatan yang memberikan obat sampai tuntas," ujar Otto.

Peringatan Hari Malaria Sedunia, Gubernur Isran: Kuatkan Komitmen Bersama Perangi Malaria

Tak hanya itu, selain mensosialisaikan 3M (menutup, menguras dan menimbun), kader malaria juga bertugas memantau kelambu yang telah dibagikan pemerintah.

"Jadi kader-kader malaria terlibat aktif dalam sosialisasi-sosialisasi masyarakat. Kita harapkan efektif untuk (mengeliminasi) melaria di kampung-kampung. Kalau ada yang lapor, bisa didatangi atau datang ke petugas kesehatan. Jadi lewat program ini kami menjemput bola di masyarakat. Bukan hanya statis," katanya menjelaskan.

Hewan Kecil Ini Paling Banyak Bunuh Manusia

Hingga saat ini, Bela Kampung sudah berjalan selama satu tahun dan telah dilakukan di enam wilayah di Papua Barat, yaitu Teluk Wondana, Fakfak, Manokwari, Manokwari Selatan, Kota Sorong dan Kabupaten Sorong.

Pertanyaannya sekarang, mengapa harus mereplika EDAT, bukannya menjalankan EDAT di kabupaten-kabupaten di Papua Barat?

Di Manokwari, Raja Antoni Serukan Pemilu Damai dan Tegak Lurus pada Jokowi

Dalam hal ini, Otto mengatakan bahwa pihaknya tidak mampu mereplika EDAT persis seperti di Teluk Bintuni. Ini karena mereka sulit menemukan pihak swasta yang mau fokus membantu kasus malaria, seperti perusahaan British Petroleum (BP) yang memberikan bantuan dalam program EDAT di Teluk Bintuni.

"(Bela Kampung) baru jalan setahun. Di Bintuni (EDAT) sudah berjalan (dilakukan oleh) masyarakat dan pengusaha. Di Manokwari enggak ada perusahaan yang terlibat secara nyata. Kader yang dilatih juga belum banyak," jelas Otto.

"Kami dinas kesehatan selalu terbuka untuk semua pihak untuk membantu pengendalian (penyakit). Kami enggak bisa jalan sendiri. Harus ada pihak swasta termasuk media. Silakan bergabung tapi kita harus berjalan bersama-sama, enggak boleh sendiri-sendiri," ucapnya menambahkan.

Sebagai informasi, dalam sistem EDAT, selain JMK, dibentuk pula Juru Malaria Perusahaan (JMP), di mana pemerintah bekerja sama dengan perusahaan BP yang menurut Otto punya andil besar dalam keberhasilan program EDAT. BP menempatkan 11 orang untuk membantu pemerintah dalam pengendalian malaria.

Pelibatan JMK juga menjadi salah satu faktor keberhasilan EDAT. "Di Bintuni, JMK dilatih untuk melakukan pemeriksaan darah, memberikan pengobatan. Tentu dengan pengawasan ketat dari petugas kesehatan.

Untuk memudahkan para JMK, digunakan pula metode timbangan berat badan yang telah diberi warna sebagai petunjuk. Mereka yang sudah terkena malaria berobat sampai tuntas dan diberi obat sesuai dengan berat badan mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya