Risiko Lahirkan Bayi Tabung Kembar Seperti Pesinetron Ratna Galih

Pesinetron Ratna Galih
Sumber :
  • Instagram/@Ratna Galih

VIVA – Pesinetron Ratna Galih beberapa waktu lalu dikabarkan menjalani program kehamilan dengan proses teknologi In Vitro Fertilisation (IVF) atau yang dikenal dengan bayi tabung. Dan belum lama ini, buah hatinya terlahir kembar.

Suami Ratna Galih Terancam Pailit, Utang Rp94 Miliar Jadi Sorotan

Program bayi tabung memang belakangan banyak diminati selebriti sebut saja Tya Ariestya, sampai istri Ustaz Solmed April Jasmin juga dikabarkan melahirkan bayi tabung.

Berbeda dengan yang lain, Ratna Galih bisa hamil anak kembar dengan metode IVF tersebut. Tahukah Anda bahwa ternyata proses bayi tabung kembar ternyata berisiko?

Haru Wanita Ini Melahirkan di Usia 47! Penantian 20 Tahun, Berulang Kali Bayi Tabung Hingga Inseminasi Buatan

Medical Director of Morula IVF Indonesia, dr.Ivan Sini,Sp.OG menjelaskan, bayi kembar bisa terjadi dalam proses bayi tabung. Namun hal itu tidak direkomendasikan. 

"Kita tidak merekomendasikan kembar. Justru kami berusaha dalam tahun-tahun terakhir mengurangi jumlah embrio yang kita tanamankan. Tujuannya untuk mengurangi angka kehamilan kembar," katanya dalam acara Biennial Meeting Morula IVF Indonesia 2019, di Hotel Aston Bogor, Sabtu 2019 malam.

Bayi Tabung dan Risiko yang Mengintai: Apa yang Harus Diketahui?

Ia menjelaskan, kembar dalam kehamilan bayi tabung rentan terjadi resiko keguguran, prematur, hingga komplikasi. Oleh karenannya, sejak awal ia melakukan pencegahan dengan melakukan pengurangan embrio (rata-rata 1,3 atau 1-2 embrio).

"Ratna Galih, prinsipnya bukan kita tentang bicara kembar, tetapi saya tekankan upaya untuk hamil adalah mengatasi pasangan mengalami infertill yang sulit memiliki anak. Bukan untuk mengejar bayi kembar," kata Ivan. 

Kendati demikian, Lanjut Ivan, program bayi tabung memiliki opsi menanamkan jumlah embrio yang ditanamkan, tetapi pihaknya tidak merekomendasikan penanaman lebih sari satu atau maksimal dua. Bagi usia ibu yang mengikuti program bayi tabung, tidak di atas 35 tahun. 

"Bisa kembar tiga atau empat, hanya saja masalahnya tanggung jawab, lebih baik dipikirkan kembali, karena risiko prematur bisa, konsekuensi anak kurang sehat. Kita tidak menginginkan ibu berusia 38 karena kelainan kromosom meningkat," katanya. (ldp)

Ilustrasi hamil/ibu hamil/USG.

Cerita Pasutri Ikhtiar Panjang Berbuah Manis, Menanti Buah Hati 7 Tahun Akhirnya Hamil dengan Cara Ini

Di sebuah klinik fertilitas di Denpasar, terdengar tangis bahagia dari pasangan suami-istri. Setelah menunggu beberapa tahun, pasangan tersebut akhirnya berhasil hamil.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2025