70 Persen Wanita Pekerja Buruh Tak Paham Pentingnya ASI Eksklusif
- U-Report
“Jadi berkaca pada penelitian terbaru kami, harusnya model dan konten komunikasi dan edukasi laktasi dan menyusui harus meningkatkan porsi informasi dan edukasi terhadap kesehatan ibu, kalau ibu pekerja harus menekankan pentingnya produktivitas, dan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa,” kata dia.
Pada momentum Hari Ibu 2019 ini, Dr. Ray Basrowi melalui Health Collaborative Center mengingatkan kepada negara, pemerintah dan masyarakat bahwa peran laktasi bukan peran yang mudah dilakukan oleh Ibu, terutama Ibu Indonesia yang berstatus pekerja.
Dukungan tempat kerja belum kondusif, penelitian terdahulu dari Dr. Ray basrowi juga menunjukkan hanya sekitar 21 persen tempat kerja di Indonesia yang memberikan dukungan fasilitas memadai untuk laktasi, dan hanya 7,5 persen pekerja di Indonesia yang bisa menikmati program promosi laktasi di tempat kerja.
“Apabila pemerintah belum bisa memberikan cuti melahirkan hingga 6 bulan, makan sangat penting untuk memastikan implementasi dukungan laktasi di tempat kerja menjadi maksimal, karena sangat penting untuk melindungi peran laktasi Ibu,” kata dia.
Dengan segala permasalahan yang masih dihadapi Ibu Indonesia, Health Collaborative Center ingin menegaskan bahwa paling tidak pemerintah harus bisa mulai mengoptimalkan aturan promosi laktasi di tempat kerja, karena efek laktasi dan menyusui sangat besar, bukan hanya terhadap kesehatan ibu dan bayi tetapi juga untuk kesehatan bangsa.
Negara-negara maju sudah menjadikan angka capaian ASI eksklusif sebagai indikator utama kesehatan bangsa, Indonesia juga harus fokus menjadikan ASI eksklusif dan laktasi sebagai salah satu prioritas pembangunan kesehatan Nasional.
