Viral Obati Kanker, Menkes Sebut Bajakah Masih Diteliti

DR. dr Terawan Agus Putranto
Sumber :
  • VIVA/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Beberapa waktu lalu kayu bajakah sempat hangat diperbincangkan karena efeknya yang disebut bisa sembuhkan sel kanker. Kabar ini semakin viral karena penemuan tersebut ditemukan oleh pelajar yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas di Kalimantan.

Kanker yang Diidap Makin Menyebar, Vidi Aldiano: Tidak Sesuai dengan Ekspektasi Aku

Kayu asal Kalimantan ini diyakini suku Dayak dapat mengobati Kanker. Kayu Bajakah menjadi populer setelah tiga siswa SMA asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) meraih medali emas di Korea Selatan berkat penelitiannya soal manfaat kayu Bajakah dalam menyembuhkan kanker payudara.

Terkait hal ini, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan bahwa penemuan itu akan ditindaklanjuti.

Vidi Aldiano Angkat Bicara Soal Gugatan Hak Cipta di Tengah Perjuangan Melawan Kanker

"Oh jelas (bakal diteliti balitbangkes). Kan pemerintah pergi ke Kalimantan," jelas Menkes dalam kunjungannya ke gedung Balitbangkes, Jakarta, Kamis 26 Desember 2019.

Senada dengan Menkes Terawan, Kepala Balitbangkes Siswanto juga menuturkan bahwa penelitian sudah mulai dilakukan. Hingga kini, penelitiannya masih dilakukan untuk melihat efek dan manfaatnya lebih detail.

Waspadai Lemak Trans, Ancaman Tersembunyi dalam Makanan Sehari-hari

"Dari tahun lalu kita sudah ke sana. Kita mengidentifikasi tanamannya dulu, jenisnya apa yang di klaim itu, terus di bawa lalu diteliti isinya apa," papar Siswanto di tempat yang sama.

Namun sayangnya, belum banyak pakar herbal dan farmakolog yang mau berkomentar seputar manfaat kayu Bajakah. Pasalnya bajakah belum melalui uji klinis, dan pengujiannya hanya sebatas pada mencit (tikus). 

Kabarnya kayu Bajakah bisa menyembuhkan kanker bahkan yang sudah mencapai stadium 4. Ampuhnya kayu Bajakah sontak membuat banyak orang penasaran mengenai jenis kayu tersebut.

Tanaman ini diketahui hanya bisa hidup di hutan Kalimantan Tengah dan tumbuh dalam jumlah terbatas. Kemungkinan besar bajakah tidak bisa dibudidayakan karena kandungan zat hara yang berbeda dari habitat aslinya.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar

BPOM Cabut Izin 34 Kosmetik Berbahaya yang Picu Alergi hingga Kanker, Ini Daftarnya

Temuan itu merupakan hasil intensifikasi pengawasan rutin BPOM terhadap kosmetik yang beredar di pasaran selama periode April hingga Juni 2025.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2025