Jangan Diabaikan, Kenali Gejalanya Bisa Jadi Anda Alami Long COVID

Sakit kepala.
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Sejak merebaknya virus corona, orang-orang telah berjuang melawan serangkaian komplikasi - baik fisik maupun mental. Dari daftar gejala yang terus berkembang hingga munculnya varian baru hingga peningkatan jumlah komplikasi pasca COVID-19, dan itu adalah masalah baru. 

Demi Deddy Corbuzier, Azka Lakukan Berbagai Cara Biar Kena COVID-19

Long COVID terjadi pada orang yang terus mengalami gejala COVID-19 setelah sembuh dari penyakit dan dinyatakan negatif. Konon, orang yang menderita komplikasi pasca-COVID disebut long hauler. 

Karena infeksi COVID-19 yang parah, mereka mengalami beberapa kerusakan permanen pada paru-paru, jantung, ginjal, atau otak mereka atau terus mengalami gejala yang menetap meskipun tidak ada kerusakan yang terdeteksi pada organ-organ ini.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Gejala umum Long COVID, sesuai penelitian

Kebanyakan orang yang tertular virus SARs-COV-2 tidak menunjukkan gejala atau mengalami penyakit ringan hingga sedang. Gejala cenderung mereda dalam waktu 2-3 minggu setelah timbulnya gejala. 

Lekas Pulih dari COVID-19, Indonesia Sukses Lalui Pandemi Mencekam

Namun, beberapa orang, bahkan setelah dites negatif untuk virus, terus mengalami gejala yang menetap selama lebih dari 4 minggu dan seterusnya. Dengan mengingat semua ini, kelompok studi Therapies for long COVID (TLC), di University of Birmingham di Inggris, telah menghasilkan prediktor tertentu dari Long COVID.

Kelompok studi melihat ke 27 studi yang diterbitkan sebelumnya tentang Long COVID untuk mencari tahu tentang gejala yang paling umum dan juga untuk mempelajari beberapa kemungkinan indikator risiko jangka panjang.

Tim peneliti menemukan bahwa kelelahan, kesulitan bernapas, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, dan perubahan indera penciuman dan perasa adalah beberapa gejala yang paling umum selama penyakit. 

Selain itu, mereka juga mengetahui bahwa pasien mengalami gangguan tidur dan masalah kognitif seperti ketidakmampuan untuk fokus, masalah dengan ingatan, dll.

Apakah ada tanda-tanda yang memprediksi risiko Long COVID

Selain mempelajari gejala umum dari Long COVID, para peneliti juga menemukan faktor-faktor yang meningkatkan risiko risiko jangka panjang pada pasien. Menurut para ilmuwan, ada prediktor tertentu yang dapat membantu mengevaluasi risiko Anda terkena Long COVID.

Studi ini menemukan bahwa sementara infeksi COVID-19 ringan tidak memicu terjadinya penyakit yang berkepanjangan, dirawat di rumah sakit saat timbulnya gejala atau membutuhkan dukungan oksigen dikaitkan dengan peningkatan risiko COVID yang lama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya