Suka Marah-marah di Depan Umum Tanda Gangguan Kepribadian
- Freepik/cookie_studio
Kedua, gangguan mental karena penggunaan zat psikoaktif obat-obatan seperti narkoba, akan membuat seseorang akan mudah emosional, gangguan skizofrenia, gangguan dalam penilaian realitas di mana dia selalu merasa halusinasi, delusi yang memicu marah yang berlebihan. Kemudian, bipolar yang ditandai dengan mood swing atau perpindahan mood membuat dia mudah tersinggung, mudah marah.
Kemudian, gangguan kepribadian yang memicu marah seperti obsesif kompulsif di mana orang itu mempunyai standar yang tinggi tentang perfeksionis harus sesuai aturan, harus sesuai yang dipikirkan, ketika terjadi yang tidak sesuai dengan standar yang dipikirkan akan muncul emosi dan marah yang berlebihan.
Di sisi lain, ada pula orang yang marah-marah sebagai bentuk untuk menutupi kekurangan dalam dirinya.
"Memungkinkan seperti itu, ada orang yang marah untuk menutupi ada muatan emosi negatif yang lain. Dia merasa rendah diri, sedih, kecewa, terabaikan, itu yang bisa memunculkan marah. Ada yang bilang marah itu seperti fenomena gunung es jadi marah yang kelihatan di atasnya padahal di bawahnya adalah muatan psikologis yang sangat banyak yang menyebabkan munculnya marah," kata Argo.
Lantas, bagaimana mengatasi emosi yang meletup-letup? Argo menyarankan, pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memvalidasi perasaan kita dan meregulasi perasaan kita.
"Yang paling penting pertama adalah mengatur pernapasan kita, kalau marah emosi buat pernapasan kita cepat buat kortisol di otak semakin meningkat dan buat kita semakin stres. Ada teknik pernapasan 4-7-8. Tarik napas 4 hitungan, tahan 7 hitungan, buang dari mulut 8 hitungan, dengan melakukan seperti itu akan membuat oksigen masuk ke paru-paru dengan baik dan membuat kita relaks dan santai, dan ada satu periode yang buat kita cooling down akhirnya, berpikir jernih apa yang memicu kita marah," kata dia.
