WHO Temukan Subvarian Omicron BA.3, Seberapa Parah?
- Times of India
VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan, mereka sedang memantau banyak varian COVID-19 turunan Omicron. Ini termasuk tiga subvarian yakni BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3.
Laporan menunjukkan variasi Delta Coronavirus terdiri dari sekitar 200 sub-varian. Varian Omicron memiliki sub-varian BA.1, BA.2, BA.3, dan B.1.1.529, dengan sub-varian BA.1 mendominasi hingga saat ini, dan para ilmuwan akhir-akhir ini memperingatkan tentang sub-varian BA.2 .varian.
Kini, pakar WHO telah menunjukkan ada kemungkinan turunan lagi dari Omicron subvarian BA.3. Organisasi kesehatan dunia juga melihat data dunia secara nyata untuk melihat apakah subvarian Omicron ini menyebabkan "penyakit yang lebih parah" pada hewan uji coba.
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa Omicron adalah varian yang menjadi perhatian dan kami melacak Omicron di beberapa subgaris keturunan. Yang paling menonjol yang terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, BA.1.1 dan BA.2. Ada juga BA.3 dan turunan lainnya juga," ujar pakar penyakit menular terkemuka WHO, Maria Van Kerkhove, dalam laman The Health Site.
Logo WHO.
- WHO
WHO, menurut Kerkhove, juga melihat sinyal keparahan gejala akibat subvarian itu. Pada tanggal 5 Maret 2022 kemarin, Maria yang juga sebagai COVID-19 Technical Lead di World Health Organization (WHO), menyatakan bahwa tingkat keparahan subvarian BA.2 dan BA.1 dari Omicron serupa dan ada juga garis keturunan lagi dari BA.3.
"Dan kami melihat perbedaan tingkat keparahan pada tingkat populasi dalam hal peningkatan risiko rawat inap orang yang terinfeksi BA.2 dibandingkan dengan BA.1? Dan apa yang tidak dievaluasi dari beberapa negara adalah bahwa kami melihat perbedaan tingkat keparahan BA.1 dibandingkan dengan BA.2,” lanjutnya.
Semua Tentang Varian Turunan BA.3
COVID-19 varian Omicron.
- Times of India
Menurut data WHO, Omicron meliputi garis keturunan Pango B.1.1.529 dan garis keturunan Pango BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3. Kehadiran sublineage (turunan) BA.3 juga dikonfirmasi dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medical Virology pada 18 Januari 2022.
Sublineage BA.3 awalnya ditemukan di barat laut Afrika Selatan. Menurut penelitian, hanya 0,013 persen dari total sekuens genom yang diunggah ke database GISAID pada 11 Januari 2022, adalah subvarian BA.3 Omikron, dengan BA.1 menjadi yang paling umum. Studi ini juga menemukan bahwa BA.3 memiliki mutasi yang lebih sedikit daripada BA.1 dan berteori bahwa hilangnya mutasi dapat menjadi salah satu alasan tingkat infeksi BA.3 yang lebih rendah.