5 Gejala Long COVID-19 yang Harus Diwaspadai

Memakai masker
Sumber :
  • Times of India

"Orang yang telah terinfeksi COVID-19 tiga kali lebih mungkin mengalami kecemasan, dan hampir dua kali lebih mungkin mengalami depresi, dan 2,6 kali lebih mungkin untuk memiliki kedua kondisi tersebut, daripada orang yang tidak pernah menderita COVID-19," kata seorang studi yang diterbitkan dalam European Journal of Internal Medicine.

Dokter Ungkap Menahan Marah Bikin Cepat Meninggal, Ini Masalah Kesehatan yang Bakal Muncul

Kabut otak

Sakit kepala

Photo :
  • Times of India

Laura Basuki Hayati Peran sebagai Psikopat di Film Heartbreak Motel: Ternyata Rasanya Nikmat 

Mengalami kesulitan berkonsentrasi setelah pulih dari COVID-19, adalah salah satu gejala yang umum. Gejala Long COVID-19 dapat mencakup kurangnya perhatian, masalah kognitif, kelelahan, masalah perilaku dan gejala neurologis lainnya, kata para ahli.

"COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan otak secara langsung oleh ensefalitis, yang mungkin memiliki konsekuensi yang menghancurkan atau tidak kentara," kata sebuah studi Harvard dan menambahkan bahwa pada banyak orang terlihat tingkat kerusakan kognitif yang parah. Sesuai jurnal kesehatan, masalah neurologis ini terlihat pada hampir 25% orang setelah pulih dari COVID-19.

Hati-hati! Ini Dia Dampak Aborsi untuk Kesehatan Tubuh

Sensasi kesemutan di badan

Sensasi kesemutan yang terjadi saat Anda duduk dalam waktu lama adalah yang dialami banyak orang pasca COVID-19. Salah satu gejala COVID-19 yang paling umum, sensasi kesemutan tidak hanya menjengkelkan, tetapi juga mengkhawatirkan dan memengaruhi fungsi normal seseorang.

Mati rasa atau kesemutan kronis dapat menjadi gejala dari sejumlah gangguan: stroke, tumor, multiple sclerosis - untuk beberapa nama. Juga, gangguan jebakan saraf, di mana saraf dikompresi atau dibatasi oleh jaringan di dekatnya dapat menyebabkan parestesia disertai dengan rasa sakit. 

"(Sindrom Terowongan Carpel adalah contoh dari gangguan jebakan saraf). COVID-19 juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan pada beberapa orang. Sulit untuk memprediksi siapa yang mungkin mengalami parestesia setelah COVID-19," kata laporan University of Michigan.

?Masalah jantung

Serangan jantung

Photo :
  • Times of India

COVID-19 memengaruhi banyak organ dan efek mematikannya sebagian besar terlihat di jantung. "COVID-19 adalah badai yang sempurna untuk jantung," kata Federasi Jantung Dunia (WHF) di awal pandemi. Banyak orang mengeluhkan masalah jantung setelah sembuh dari COVID-19.

Sebuah studi penelitian tahun 2021 menemukan bahwa seminggu setelah diagnosis COVID-19, risiko serangan jantung pertama meningkat tiga hingga delapan kali lipat. Studi pada 87.000 orang, di mana 57% adalah wanita, juga menemukan bahwa pada minggu-minggu berikutnya, risiko pembekuan darah dan serangan jantung menurun dengan mantap tetapi tetap meningkat setidaknya selama sebulan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya