Varian COVID-19 Gabungan Deltacron Ditemukan, Berbahayakah?
- pexels/Edward Jenner
VIVA – Varian COVID-19 baru yang potensial, kombinasi dari varian Delta dan Omicron atau disebut dengan Deltacron, telah diidentifikasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kombinasi COVID-19 baru telah terdeteksi di Prancis, Belanda dan Denmark.
Dikutip dari USA Today, Kamis, 10 Maret 2022, varian yang diprediksi banyak pakar Imitu juga ditemukan di Amerika Serikat, menurut laporan baru yang akan segera diterbitkan di situs penelitian MedRxiv. Hal itu terbukti dari Laboratorium Helix yang berkantor pusat di San Mateo, California, yang bekerja dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk melacak COVID-19.
Para peneliti mengurutkan 29.719 sampel positif COVID yang dikumpulkan pada 22 November 2021 hingga 13 Februari 2022 dari seluruh AS, menurut tim peneliti, termasuk University of Washington Medical Center dan perusahaan pengujian Thermo Fisher Scientific.
Para peneliti menemukan dua infeksi yang melibatkan versi Deltacron yang berbeda, yang dihasilkan dari kombinasi materi genetik Delta dan Omicron. Dua puluh infeksi lain memiliki varian Delta dan Omicron, dengan satu kasus memiliki Delta, Omicron dan Deltacron.
Seberapa berbahaya Deltacron?
Ilustrasi COVID-19/virus corona
- Freepik
Mungkin, varian itu tidak berbahaya untuk sekarang. Dibandingkan dengan varian seperti Delta dan Omicron, variasi baru ini di mana para peneliti belum mengadopsi nama “Deltacron” secara resmi, tampaknya tidak akan menyebar, kata William Lee, chief science officer di Helix.
“Fakta bahwa tidak banyak, bahkan dua kasus yang kami lihat berbeda, menunjukkan bahwa itu mungkin tidak akan meningkat ke varian tingkat kekhawatiran dan menjamin nama huruf Yunaninya sendiri," katanya.
Senada, WHO juga menilai varian gabungan itu terkesan tak berbahaya. Sejauh ini, di tempat-tempat di mana Deltacron telah terdeteksi juga angkanya masih rendah.
"Tingkat deteksi ini sangat rendah," kata ahli epidemiologi penyakit menular Amerika dan pimpinan teknis COVID-19 WHO, Dr. Maria Van Kerkhove, dalam konferensi pers.
Ilustrasi virus corona.
- Freepik/pikisuperstar
Untuk saat ini, kata Maria, WHO belum melihat perubahan dalam epidemiologi. Dan mengenai Deltacron, Maria menilai tak ada perubahan pada tingkat keparahan.
"Kami belum melihat adanya perubahan tingkat keparahan. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung," bebernya.