Miris, Penyintas Gempa di Turki-Suriah Mulai Alami Serangan Panik dan Stres
- Maxar Technologies
VIVA Lifestyle – Korban gempa di Turki-Suriah tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, namun juga memengaruhi kesehatannya secara mental. Menurut dokter yang bekerja di rumah sakit lapangan di Iskenderun, Hatay semakin banyak korban gempa yang mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan serangan panik.
"Awalnya pasien, mereka menderita luka di bawah reruntuhan. Sekarang lebih banyak pasien datang dengan gangguan stres pasca-trauma, mengikuti semua kejutan yang mereka alami selama gempa dan apa yang telah mereka lihat," kata Mayor Angkatan Darat India Beena Tiwari, dikutip laman Daily Sabah. Scroll selanjutnya.
"Banyak orang datang dengan serangan panik," tambahnya.
Ada pun korban tewas gabungan di Türkiye dan Suriah melebihi 37.000, dan gempa bumi serta gempa susulan telah menghancurkan seluruh kota di kedua negara, membuat para penyintas kehilangan tempat tinggal dalam cuaca yang sangat dingin, dengan banyak yang berjuang untuk menemukan tempat berlindung dan sanitasi dasar.
Luasnya korban trauma yang dialami sangat besar. Beberapa telah ditarik dari puing-puing setelah berjam-jam dalam dingin dan kegelapan lalu menemukan anggota keluarga telah meninggal atau hilang, dan lingkungan yang sibuk di mana mereka tinggal telah direduksi menjadi gundukan beton yang hancur.
Tiwari adalah bagian dari tim yang terdiri dari hampir 100 ahli dari India yang mendirikan rumah sakit lapangan untuk merawat korban gempa, salah satu yang terburuk dalam sejarah modern Türkiye setelah rumah sakit lokal dihancurkan.
Foto satelit dampak gempa di Kota Antakya, Turki
- Maxar Technologies
PTSD disebabkan oleh peristiwa yang sangat menegangkan, menakutkan, atau menyusahkan, dan penderita PTSD dapat menghidupkan kembali peristiwa traumatis tersebut melalui mimpi buruk dan kilas balik serta mungkin mengalami kesulitan tidur dan berkonsentrasi.
"Orang-orang baru sekarang mulai menyadari apa yang terjadi pada mereka setelah periode yang mengejutkan ini," kata seorang pejabat medis Turki.
Di seberang perbatasan di Suriah, pusat darurat yang dijalankan oleh UNICEF memberi anak-anak "pertolongan pertama psikologis", mendorong mereka untuk bermain dan merasa aman. Salah satu yang tinggal di penampungan adalah Ahmad yang berusia 9 tahun.