Begini Cara IDI Tangkal Hoax di Medsos

Ilustrasi berita hoax.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA  – Semakin berkembangnya penggunaan platform media sosial serta masih maraknya konten hoaks menjadi tantangan di era digital seiring dengan terus meningkatnya penggunaan internet di Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai bahwa hal itu dapat membahayakan masyarakat dengan asumsi yang salah mengenai penanganan serta seluk beluk berkaitan dengan kesehatan dan dunia medis sehingga butuh upaya tepat dalam mengatasinya.

Terpopuler: Warga Lapor Aksi Pemalakan ke Damkar, Viral Ibu Hamil Ini Ngidam Ditilang Polisi

Tren jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut telah mendorong peningkatan jumlah pengguna media sosial di Indonesia yang mencapai mencapai 167 juta orang. 

Diproyeksikan, jumlah tersebut akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2026, mencapai sekitar 81,82?ri total pengguna. Tren peningkatan penggunaan internet tentunya akan sangat membantu masyarakat dalam mengakses informasi, baik untuk kepentingan edukasi, kesehatan, maupun hiburan. 

Daftar Produk Boikot di Medsos Belum Tentu Benar! Pakar: Banyak PHK, Jangan Sampai yang Kena Saudara Sendiri

“Saat ini, media sosial bukan hanya bisa dimanfaatkan sekedar untuk posting content yang menghibur, namun juga bisa dioptimalkan untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi kesehatan kepada masyarakat," ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG, dalam keterangan pers DigiDoc Danone

Mengenal Derma Roller dan Pentingnya Memilih Dokter Kecantikan yang Kompeten

Sebanyak 83,2 persen atau 8 dari 10 orang Indonesia beralasan menggunakan internet untuk menemukan informasi. Lebih spesifik lagi, data menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan hampir 6 jam setiap hari dalam penggunaan media sosial dan 79 persen masyarakat di Indonesia mengakses media sosial untuk melihat informasi terbaru.

"Untuk itu, Dokter harus bisa memanfaatkan teknologi digital, karena pada era sekarang ini lebih banyak pasien yang aktif di media sosial untuk mencari referensi informasi. Hal inilah yang mendorong IDI yang didukung oleh Danone Indonesia untuk menghadirkan program DigiDoc Workshop yang diharapkan dapat memberdayakan para dokter dalam memanfaatkan kekuatan media sosial untuk pendidikan kesehatan di Indonesia," imbuh dokter Ulul.

Melihat kebutuhan masyarakat yang tinggi dalam mencari informasi melalui internet dan media sosial tentunya perlu menjadi perhatian serius bagi tenaga kesehatan seperti dokter untuk menjadi peluang menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang edukatif kepada masyarakat sesuai dengan kapasitas dan keahliannya masing-masing. Hal tersebut penting dilakukan untuk menghindari adanya hoax atau salah informasi di masyarakat terkait suatu isu kesehatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya