Banyak Remaja Jompo Karena Kurang Aktivitas Fisik, Awas Jadi Penyebab Kematian Nomor 4 di Dunia

Ilustrasi sakit pinggang.
Sumber :
  • Freepik/shayne_ch13

JAKARTA – Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2018, 35 persen masyarakat Indonesia kurang aktivitas fisik, sehingga meningkatkan risiko kematian hingga 30 persen dibandingkan dengan yang aktif. 

Jakarta Fair 2025 Digelar Mulai 19 Juni Mendatang

Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab kematian nomor 4 di dunia. Tak heran jika kini muncul istilah ‘Remaja Jompo’ karena kurangnya aktivitas fisik ini. Apa itu? Scroll untuk mengetahui jawabannya, yuk!

Physical Medicine and Rehabilitation Resident, dr. Adrian Setiaji, mengungkapkan, fenomena 'Remaja Jompo' menunjukkan bahwa generasi muda semakin sering mengalami nyeri sendi, yang biasanya dialami oleh orang dewasa. 

Hanya 19 Persen Anak dan Remaja Indonesia yang Aktif Secara Fisik, Apa Dampak Buruknya?

“Kurangnya aktivitas fisik, pola makan buruk, dan gaya hidup tidak aktif berkontribusi pada kondisi ini. Gaya hidup modern, termasuk kebiasaan duduk lama di depan komputer, memperburuk kesehatan sendi,” ujar dr Adrian dalam keterangannya, dikutip Rabu 3 Juli 2024.

Ilustrasi Kelelahan, Ngantuk, bekerja, begadang

Photo :
  • Pixabay/ Concord90
Hati-Hati! Ini Fakta Tentang Diabetes Tanpa Gejala yang Sering Tak Disadari

“Pekerja kantoran sering mengalami nyeri sendi akibat posisi duduk yang statis dan penggunaan komputer berlebihan tanpa istirahat cukup, serta postur tubuh yang tidak ergonomis,” tambahnya.

Lebih lanjut dokter Adrian Setiaji menjelaskan, gejala awal osteoporosis sering kali tidak terasa hingga terjadi patah tulang. Namun, beberapa tanda awal termasuk nyeri punggung akibat patah tulang vertebra, penurunan tinggi badan, dan postur tubuh yang bungkuk.

“Faktor risiko osteoporosis meliputi usia lanjut, kekurangan kalsium dan vitamin D, gaya hidup sedentari, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan riwayat keluarga dengan osteoporosis,” jelasnya.

Menurutnya, wanita pasca menopause juga memiliki risiko lebih tinggi karena penurunan hormon estrogen. Untuk mencegah osteoporosis dan menjaga kesehatan sendi, dokter Adrian merekomendasikan latihan peregangan sederhana seperti stretching otot punggung dan kaki, serta olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau yoga. 

“Latihan ini dapat dilakukan sebelum mengunjungi acara seperti Jakarta Fair untuk menjaga kebugaran tubuh dan
mengurangi ketegangan pada sendi,” terangnya.

PT Herbathos Untuk Indonesia sendiri kembali hadir di Jakarta Fair 2024 untuk yang ketiga kalinya melalui produk andalannya, Etawalin. Selama hampir sebulan penuh, Etawalin membuka booth untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perawatan tulang dan pengurangan nyeri sendi dengan susu kambing herbal yang inovatif. 

Ahmad Zaini, Direktur Utama PT Herbathos Untuk Indonesia, mengaku bangga dapat memperkenalkan Etawalin di Jakarta Fair sebagai solusi untuk mengatasi nyeri sendi dan mencegah osteoporosis. 

“Etawalin diformulasikan dengan bahan alami yang efektif dan aman, sehingga dapat membantu masyarakat menjalani hidup yang lebih sehat dan aktif. Kami berharap kehadiran Etawalin di Jakarta Fair dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sendi dan tulang sejak dini,” pungkas Ahmad Zaini.

Acara ini menjadi salah satu rangkaian utama dalam menyambut Hari Ulang Tahun ke-498 DKI Jakarta, sekaligus menjadi wadah promosi industri nasional yang telah digelar sejak tahun 1968.

Daftar Harga Tiket hingga Jadwal Jakarta Fair 2025 Mulai 19 Juni 2025

Gelaran akbar tahunan Jakarta Fair Kemayoran 2025 akan kembali menyapa masyarakat mulai 19 Juni hingga 13 Juli 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

img_title
VIVA.co.id
5 Juni 2025