Ketika Anak Tak Bisa Lepas dari Mainan Kesayangan
- Pixabay
VIVA.co.id - Sebagai anak, memiliki mainan atau barang kesayangan adalah sesuatu yang wajar. Namun, jika buah hati telah begitu tergantung pada barang tersebut hingga sama sekali tak bisa melakukan aktivitas tanpa barang kesayangan, tentu itu akan mengganggu.
Nah, jika mainan mulai mengganggu anak, apa yang harus dilakukan orangtua?
Saskhya Aulia Prima, M.Psi, psikolog dari TigaGenerasi mengatakan, sebelumnya orang tua harus melihat terlebih dahulu seberapa mengganggunya hal tersebut pada kegiatan anak sehari-hari.
"Kalau hanya seperti guling atau boneka kesayangan kan ada anak yang punya sampai besar. Sudah nggak ada hidung dan kupingnya tapi tetap disimpan. Kalau tidak sampai mengganggu keseharian nggak apa-apa," ujar Saskhya saat ditemui VIVA.co.id beberapa waktu lalu.
Saskhya melanjutkan, ketika field trip dan anak menangis atau tidak bisa tidur jika barang kesayangannya tidak ada, hal tersebut juga masih tergolong normal. Menurut dia, memang ada anak yang seperti itu, senang dengan barang seperti mengoleksi.
Nah, jika hal tersebut sudah mulai mengganggu, orangtua bisa mengajak ngobrol anak yang sudah duduk di bangku Taman Kanak-kanak atau usia tiga atau empat tahun. Tanyakan apa yang membuat dia tidak bisa lepas dengan barang tersebut.
Ketahui apakah Anda sebagai orangtua kurang banyak memberikan perhatian, atau si kecil sedang merasa tidak aman sampai ada barang yang harus dipegang terus.
"Pertama, komunikasikan langsung setiap hari. Kedua, jangan dipaksa untuk langsung lepas dari barang itu. Kalau sudah benar-benar mengganggu, bisa kita langsung 'memotong'. Misalnya, senang banget sama taplak, jangan langsung ditarik. Pelan-pelan, jangan langsung diambil atau seminggu boleh main. Jangan langsung nggak boleh sama sekali," jelas Saskhya.
Yang pasti, orangtua bisa memainkan durasi dan intensitas anak main bersama barang kesayangannya, mulai dari tiga kali sepekan, dua kali sepekan, dan selanjutnya.
"Kasih juga hal-hal baru. Siapa tahu dia memang minatnya terbatas karena nggak tahu mau ngapain. Jadi, kalau untuk anak-anak banyak banget kemungkinan penyebabnya itu apa. Kita coba saja semua, durasi, frekuensi, variasi, minat. Eksplor untuk tahu kenapa dia attach banget sama suatu barang," kata dia.