Depresi dan Bipolar, Kisah Kelam di Balik Kematian Dolores
- VIVA/Twitter
Dalam wawancara tersebut, Dolores juga mengungkapkan bagaimana dirinya memprioritaskan untuk mengasuh anak-anaknya. menurutnya memiliki anak membuat hidupnya lebih baik.
"Anak-anak adalah elemen lengkap dalam proses penyembuhan saya," ujarnya kepada LIFE mengenai usahanya untuk 'move on' dari kenangan buruk pelecehan seksual.
Pada 2011, Dolores juga pernah mengalami putus asa setelah kematian ayanya Terence karena kanker.
"Saya merasakan ayah saya ada di samping saya sepanjang waktu (halusinasi). Pada saat itu, saya dapat merasakan ayah mencoba melindungi saya dan mencoba berkomunikasi dengan saya, ujarnya kepada Billboard 2016 lalu.
Jiwanya kembali terguncang di 2014 ketika mantan suaminya Burton tur Manager Duran Duran yang selama 20 tahun dinikahinya menuntut cerai sesaat setelah Dolores ditahan atas dakwaan keterkaitannya dalam kasus penyerangan di dalam pesawat.
Setelah insiden itu, Eileen ibunda Dolores mengatakan kepada media bahwa putrinya sedang ada dalam pengawasan dokter Psikiater.
"Kira-kira, ibu saya datang ke dalam sel tahanan. Saya tak begitu ingat, saat itu saya dalam kondisi tidak sadar akibat obat penenang. Saya bersembunyi dibalik selimut dan menenangkan diri dengan bernyanyi," ujarnya kepada Sunday Independent setelah insiden tersebut. Dolores mengatakan dirinya didiagnosis mengalami bipolar.
"Saya berdoa. Saya melakukan meditasi dan sering merasa kelu," ujarnya.
Untuk mengatasi depresinya, Dolores juga membuka sisi kelam kehidupannya dengan menceritakan kebiasaannya mengonsumsi alkohol untuk menenangkan diri.
"Saya sering baik-baik saja dan bisa bertahan, tapi terkadang saya 'hit the bottle' (konsumsi alkohol). Tapi kemudian semuanya bahkan lebih buruk paginya. Saya melakukannya jika memori buruk mulai memburu dan saya tak bisa mengendalikannya. Saya akan mabuk gila-gilaan. Itulah kesalahan terbesar saya," ujarnya.
