2020, Cokelat Jadi Barang Langka

Ilustrasi coklat.
Sumber :
  • fanpop.com
VIVAlife –
Kondisi Macan Tutul Masuk Hotel Membaik, Begini Kata BKSDA Jabar
Jika Anda penggemar cokelat, lebih baik mulai menimbun makanan favorit sejak saat ini. Sebab, pada 2020, cokelat diprediksi akan menjadi barang langka.

'Oleh-oleh' dari Mandalika, Marc Marquez Dipastikan Absen di MotoGP Australia dan Malaysia

Angus Kennedy, pengasuh majalah khusus cokelat Kennedy’s Confection, mengungkapkan hal tersebut. Dia mengatakan, persediaan cokelat dunia yang terus menurun akan menyebabkan camilan manis kesukaan kaum hawa itu menghilang dari peredaran.
Erick Thohir Jalani Umrah, Doakan Timnas Indonesia Menang Lawan Arab Saudi


"Produksi cokelat terus menurun dari tahun ke tahun, karena tergeser oleh produksi kelapa sawit, karet, dan tanaman produksi lainnya," kata Angus, seperti dilansir Mirror, Rabu 11 Desember 2013.

Sebaliknya, di masa depan, camilan cokelat yang kini punya banyak variasi akan menjadi barang palsu yang penuh 'isian', tanpa cokelat itu sendiri. Produksi cokelat yang menurun, ujar Angus, akan menjadikan harga cokelat melambung tinggi dan membuat produsen mengganti cokelat dengan bahan yang lebih murah.

Data yang berhasil dikumpulkan Angus menunjukkan, harga biji kakao meningkat 63 persen dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, harga cokelat bubuk melambung hingga 20 persen.

""Akibatnya, camilan cokelat tidak lagi berisi cokelat, melainkan berbagai macam isian, seperti karamel, wafer, kismis, dan kacang, yang dilapis perisa cokelat untuk membohongi konsumen," tambahnya.

Lebih bahaya lagi, Angus mengemukakan, camilan cokelat itu akan mengandung banyak sekali gula yang bisa membahayakan bagi kesehatan. "Cokelat di masa depan akan sangat jauh berbeda dari cokelat batangan yang kita kenal sekarang," tuturnya. (asp)


Ilustrasi manajemen data / Artificial Intelligence (AI).

Krisis Pasar Kerja Bukan Cuma Gara-gara AI, Ini Faktor Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai

Meski AI ramai dibicarakan, riset Yale menunjukkan pasar kerja belum terguncang. Faktor ekonomi, inflasi, dan restrukturisasi tetap jadi penyebab utama.

img_title
VIVA.co.id
8 Oktober 2025