Berburu Tiwul dan Gatot Khas Yogyakarta

Oleh-oleh khas Yogyakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

Pemilik sekaligus Direktur Pusat Oleh-Oleh Modern Khas Bantul, Cokro Tela, Firmansyah Budi Prasetyo, mengatakan bahwa kenaikan konsumen terjadi karena maraknya pemudik yang pulang ke daerah asalnya sambil membawa oleh-oleh khas Yogyakarta.

Kuliner Tradisional Jogja yang Wajib Dicoba

"Cokro Tela merupakan roti berbahan dasar dari singkong yang merupakan salah satu bahan pangan lokal. Adapun singkong  didapat dari petani-petani di kawasan Bantul dan sekitarnya," ucap Firman menjelaskan.

Diakui Firman, selama menjelang Lebaran dan saat arus balik berlangsung, rata-rata ia mampu menjual kisaran 300 hingga 500 kotak kue setiap harinya. Konsumen kebanyakan berasal dari luar Yogyakarta.

Harga Makanan di Yogya Lebih Murah Dibanding Kota Lain?

"Dari 35 jenis varian kue yang ada, peminat terbanyak jenis bolu panggang dan bolu kukus. Selain aneka cake dan jenis kue, ada pula bakpia, cokelat dan aneka oleh-oleh khas Bantul," ujarnya.

Pascalebaran, Firman memprediksikan kenaikan konsumen lebih signifikan lagi yakni antara 30 hingga 50 persen.

Cilok Gajahan, Kuliner Jogja yang Antreannya Panjang

Adapun Cokro Tela merupakan pusat oleh-oleh yang menyasar segmen menengah karena harga yang ditawarkan di bawah Rp30 ribu untuk jenis cake standar.

"Selain menjual kami juga mengedukasi masyarakat akan pentingnya pangan lokal. Meski demikian, dalam proses pembuatannya, kendala kami ada pada masih naik turunnya kualitas dari bahan baku Cokro Tela yakni tepung singkong (mocaf) dan singkong segar. Adapun untuk bahan baku, kami menghabiskan rata-rata satu hingga dua ton singkong segar per hari dan tiga kuintal mocaf pe rhari," ucapnya. (ren)

mbah satinem, sumber pikiran-rakyat.com

Lupis Mbah Satinem Mampu Bersaing dengan Street Food Mancanegara

Lupis Mbah Satinem luar biasa.

img_title
VIVA.co.id
30 September 2020