Rujak Suramadu, Pedasnya Bikin Bibir Dower

Rujak dan warung milik Yusliha di pinggir jalan raya Suramadu sisi Madura, Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id - Jika Anda tengah melihat-lihat suasana Selat Madura dari Jembatan Surabaya-Madura atau Suramadu, jangan lupa mampir ke kedai-kedai kuliner dan oleh-oleh yang berjajar di pinggir sepanjang jalan raya sisi Madura, Jawa Timur. Ada penganan rujak petis pedas yang mungkin bisa Anda cicipi.

Banyak warung makan sederhana di Suramadu sisi Madura. Kebanyakan menyajikan penganan sederhana, seperti nasi campur dan pecel, juga minuman biasa pelepas dahaga seperti es kelapa muda. Penganan khas Madura yang dijajakan beberapa warung adalah rujak petis. Ada juga rujak cingur khas Surabaya.

VIVA.co.id coba mengunjungi sebuah kedai milik Yusliha, warga Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Selain rujak dan kopi, wanita usia 30-an tahun itu juga menjual busana batik Madura. "Saya sudah tiga tahun buka di sini," katanya pada Jumat malam, 1 September 2017.

Rujak Suramadu, Pedasnya Bikin Bibir Dower

Rujak bikinan Yusliha berbahan sederhana: mentimun, lontong, tahu goreng, dan mangga muda. Bumbunya terbuat dari kacang goreng, petis ikan laut, vetsin atau micin, sedikit gula, dan air secukupnya. Begitu halus setelah diulek, bumbu basah itu dicampirkan ke lontong dkk.

"Rujak saya tidak manis. Tapi sedap. Kalau rujak di tempat lain, kan, manis. Pakai petis yang bagus," kata Yusliha mengecap.

Di lidah VIVA.co.id, rujak bikinan Yusliha memang terasa tidak manis. Itu berbeda dengan rujak cingur Suroboyoan yang bumbunya kental dengan rasa manis. Satu lagi yang khas dari rujak Suramadu bikinan Misnati: pedasnya minta ampun, bikin bibir serasa dower.

"Sampean tadi minta pedas, coba bilang sedang-sedang saja," katanya dengan logat Madura.

Suramadu Mulai Dipadati Pemudik, Didominasi Pemotor

Dia mengatakan, banyak warga Surabaya biasanya datang setiap malam Minggu ke kedainya, demi hanya menikmati rujaknya. Acapkali komunitas sepeda motor rombongan yang membeli, setelah semalaman mereka malam mingguan di Surabaya. "Kadang sampai dua puluh orang," kata Yusliha.  

Dari sisi penampilan, rujak Suramadu sedikit berbeda dengan rujak petis di daerah paling ujung Madura, Sumenep. Di sana, bumbu rujak kebanyakan berwarna cokelat memutih. Selain itu, rasa rujak sumenep terasa ada sedikit asamnya.

Petugas Kebersihan Jembatan Suramadu Ditabrak Mobil hingga Tewas

Warna bumbu berbeda karena jenis petisnya yang dipakai. Petis rujak Suramadu terbuat dari air perasan ikan tuna, sedangkan petis Sumenep kebanyakan terbuat dari udang. Warnanya pun berbeda. Petis di rujak Misnati berwarna cokelat gelap, sementara petis rujak Sumenep cokelat muda.

Rasa kecut pada bumbu rujak Sumenep dihasilkan dari air cuka. Sedangkan rujak Suramadu tidak menggunakan cuka, hanya air putih. Hal lain yang berbeda pada rujak Sumenep ialah isinya lebih beragam. Terkadang ada penjual yang menambah semangka dan kedondong pada sajiannya. (ase)

Khofifah Janjikan Segera Bangun Pusat Studi Islam Dunia di Suramadu
Tampakan layar video isu begal motor modus tali layang-layang Suramadu yang viral. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)

Viral Isu Begal Motor Modus Tali Layang-layang di Suramadu, Camat: Tidak Ada Itu

Hudaya mengaku sudah mengkonfirmasi isu tersebut ke petugas Satpol PP Kecamatan Bulak dan menegaskan bahwa video tersebut bukan dibuat dan disebarkan oleh mereka.

img_title
VIVA.co.id
6 Januari 2025