Dianggap Praktis, Sunat Laser Ternyata Berbahaya
- U-Report
Dihubungi secara terpisah, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia, Prof Andi Asadul Islam mengatakan, di Indonesia remaja yang melakukan sirkumsisi teknik laser sebesar 10,2 juta atau 12 persen.Â
Prof Andi mengatakan, belum ada penelitian secara khusus yang menjelaskan tentang indikasi untuk sunat laser, namun untuk penyunatan, laser memberikan manfaat untuk perdarahan yang lebih sedikit.Â
"Tetapi juga memiliki risiko, risiko kepala penis terpotong lebih tinggi, cedera pada kelenjar penis atau uretra dan luka bakar," kata Andi.Â
Dr. Jasra Putra, M.Pd Komisioner KPAI Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi, yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, sosialisasi perlu ditingkatkan kepada masyarakat terkait dengan kelebihan dan kekurangan dari prosedur sunat yang ada saat ini, agar masyarakat teredukasi memilih metode sunat yang aman dan minim risiko untuk anak.Â
Jasra juga mengatakan, perlunya mengarahkan masyarakat untuk melaksanakan prosedur sunat di fasilitas kesehatan yang memiliki izin dan memiliki standar operasional prosedur dalam melaksanakan sunat dengan tenaga kesehatan yang kompeten dan terjangkau.
“Peran media massa dalam UU PA memiliki tanggung jawab dalam penyebarluasan informasi dan materi edukasi yang bermanfaat dari aspek sosial, budaya, pendidikan, agama, dan kesehatan anak dengan memerhatikan kepentingan terbaik bagi anak," kata Jastra.
Selain itu, tambah Jastra, orangtua perlu mendukung anak untuk fokus melihat kelebihan diri daripada kekurangan anak, sehingga meningkatkan rasa percaya dirinya.Â
"Perlindungan dan pemenuhan hak anak yang mengalami disabilitas masuk dalam perlindungan khusus sebagaimana diatur dalam Undang-Undang PA," kata Jastra
