Jelajahi Eksotisme Warisan Alam Dunia Ujung Kulon
- VIVA/Yandi Deslatama
3. Pohon Kiara berusia 100 tahunÂ
Pohon ini sudah sulit ditemui dan memiliki eksotisme tersendiri. Pohon sangat besar bahkan untuk merangkul pohon tersebut bisa dilakukan oleh 35 orang dewasa.
4. Tanjung Layar, titik nol kilometer Pulau Jawa
Terdiri atas gugusan karang dengan pemandangan Samudera Hindia dan Selat Sunda, tepatnya pertemuan arus di antara keduanya. Di lokasi ini pun terdapat reruntuhan bangunan peninggalan zaman Belanda. Lokasi ini tepat berada di 'ujung cula badak'.Â
Jika diperhatikan peta Banten, maka bentuknya mirip dengan kepala badak. Untuk ke lokasi ini, wisatawan bisa menggunakan perahu nelayan menyeberangi laut atau berjalan kaki menyusuri hutan Ujung Kulon melalui wilayah Ciramea dan Cibom yang bisa dijadikan lokasi berkemah.Â
5. Pulau Badul
Lokasi ini tempat favorit untuk snorkeling dengan patung badak di dasar lautnya. Lokasi itu bisa diakses melalui penginapan Sarang Badak, Kecamatan Sumur dengan perjalanan air selama satu jam lamanya.
6. Sungai Cigenter di Pulau HandeleumÂ
Selain menjadi lokasi badak bercula satu mencari minum dan makan, lokasi ini juga tempat wisata kanau atau kanoing. Lokasi ini hanya bisa ditempuh menggunakan kapal nelayan selama dua jam setengah.
7. Padang Rumput CidaonÂ
Sebuah savana atau padang rumput tempat para banteng, burung merak dan rusa mencari makan di alam liar. Dengan waktu kunjung ideal di pagi hari sekitar pukul 09.00 wib.
8. Pulau Oar
Destinasi wisata murah meriah dengan jarak tempuh dari Wisma Sarang Badak hanya sekitar 30 menit saja. Dengan hamparan pasir putih, beningnya air laut yang terlihat ekosistemnya, dan ditambah rerimbunan hutan menambah eksotisme Pulau seluas lima hektare tersebut.Â
Wisatawan bisa berkemah dan snorkeling di lokasi tersebut. Tapi jangan pernah membuang sampah sembarangan.
9. Pantai DaplanguÂ
Wisata pantai di Kecamatan Sumur dengan hamparan pasir luas. Wisatawan bisa ke tempat ini tanpa harus repot-repot menyeberang ke pulau menggunakan kapal. Wisatawan bisa mengaksesnya dengan kendaraan pribadi dan bermain air bersama sanak saudara dengan pemandangan Pulau Manggir.
Perlu diketahui bahwa Kekayaan alam TNUK, pertama kali diperkenalkan ke dunia oleh Junghun, seorang ahli botani asal Jerman di tahun 1846. Lalu di tahun 1921, Ujung Kulon dan Pulau Panaitan ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai kawasan Suaka Alam melalui SK. Pemerintah Hindia Belanda No. 60 tanggal 16 November 1921.