Intip Pesona Air Terjun 'Sutra', Surga Wisata di Manggarai NTT
- tvOne/Jo Kenaru
Sebuah legenda
Kepala Desa Nggalak, Konradus Dain yang mendampingi ViVa ke Cunca Siwa, Sabtu 15 Mei 2021 menuturkan bahwa Siwa adalah nama nenek moyang orang Sambor kelahiran kampung Alo (sekarang Temek Limbo).
Di kampung Alo bersebelahan dengan kampung Sambor Siwa dan keluarganya hidup harmonis. Namun setelahnya keharmonisan itu berubah menjadi petaka.
“Mereka (saudara-saudara Siwa) terbakar iri dan dengki karena hanya Siwa yang memiliki teman dan kekasih sedangkan sauda-saudaranya yang lain dijauhi orang-orang karena wujud mereka menyerupai hewan-hewan yang hidup di sekitar kampung Alo tempat Siwa dilahirkan,” ujar Kondradus ketika mengisahkan legenda Siwa kepada VIVA.
Drama menghabisi Siwa pun dimulai. Suatu hari saudara-saudaranya mengajak Siwa pergi ke tepi jurang untuk memetik buah pinang untuk diberikan kepada ibu Siwa yang doyan mengunyah sirih pinang.
Namun sebelum Siwa ke tempat yang dituju, ternyata pohon pinang yang akan dipanjati Siwa sudah dipotong setengahnya oleh saudaranya yang lain.
“Tanpa ada curiga Siwa akhirnya memanjat saja pohon pinang itu. Ketika Siwa sudah berada di atas mereka kemudian mendorong pohon tersebut. Siwa dan pohon pinang itu pun jatuh ke dalam jurang yang sekarang menjadi air terjun,” kisahnya.
“Sepintas kita melihat tebing Cunca Siwa sedang menangis, mungkin ada kaitanya dengan kesedihan yang dialami nenek moyang kami Siwa yang mati di sini,” ucap Konradus menambahkan.
Jalur trekking yang terjal
Melakukan perjalanan ke Cunca Siwa memang gampang-gampang susah. Berjarak 40 km dari kota Reo perjalanannya memakan durasi 2 jam dengan sepeda motor. Separuh dari perjalanan hanyalah jalan rusak dan sekitar 2 km menuju destinasi Anda menyuri jalan tanah.
Jalur trekking alami yang menyusuri Hutan kecil yang memisahkan perkebunan padi ladang warga Sambor dengan air terjun tampak tidak dipenuhi jejak kaki petanda tempat ini jarang dikunjungi wisatawan.
Masuk ke air terjun menuruni medan terjal. Seterusnya Anda berpijak pada tanah lembap dan sedikit bebatuan. Ada beberapa kali juga Anda bakal meraih akar pohon besar sebagai penyeimbang. Dapat dibayangkan betapa sulit perjalanan baliknya mendaki jalur trekking dengan sudut kemiringan hampir 90 derajat selama 20 menit.