Tren Harga Hotel saat Low Season dan High Season di Wilayah Populer Indonesia

Ilustrasi hotel alam
Sumber :

VIVA Travel – Prospek tren traveling di Indonesia diperkirakan semakin tumbuh jelang akhir tahun 2022. Terlepas dari pandemi COVID-19, ketidakpastian ekonomi global, krisis konflik di sejumlah negara, hingga kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), minat para travelers untuk berwisata masih cenderung tinggi. 

7 Alasan Mengapa Hong Kong Disneyland Wajib Masuk Daftar Liburan Akhir Tahun!

“Sejak Mei 2022, Pegipegi mencatat peningkatan tren yang signifikan untuk pemesanan akomodasi. Jumlah transaksi dan pengunjung telah berkembang berkali lipat terhitung dari bulan Februari 2022 silam. Seiring situasi yang membaik, akomodasi berkualitas maupun akomodasi budget yang memiliki segmen masing-masing di kalangan travelers, sama-sama mengalami kenaikan pemesanan jelang akhir tahun 2022,” kata Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja dilansir dari keterangan tertulisnya.

Oleh karena itu, Pegipegi mengungkap tren harga akomodasi hotel non-bintang serta berbintang saat low season dan high season di sejumlah wilayah populer Indonesia yang menjadi destinasi liburan

Okupansi Hotel di Mataram Terdongkrak Gelaran MotoGP Mandalika hingga 85 Persen

Metode 

Pegipegi mengolah data nilai median harga hotel partner yang tersebar di 19 wilayah populer di Indonesia, mulai dari akomodasi non-bintang (seperti guest house, homestay, villa), hotel bintang 1 hingga bintang 5.

PHRI Sebut 50 Persen Bisnis Hotel-Restoran di Jakarta Terdampak Raperda Kawasan Tanpa Rokok

Data nilai median yang diambil terdiri dari data harga hotel saat low season (periode Februari-April dan September-Oktober) dan high season (seperti periode liburan sekolah, liburan Lebaran, liburan Natal dan Tahun Baru). Hasil pengumpulan data diolah dan dibandingkan dalam beberapa kategori, seperti geografis, jenis akomodasi, dan rentang harga.

Perbandingan kenaikan harga saat high season
 
Dari hasil pengolahan nilai median harga hotel tersebut, disimpulkan bahwa secara umum harga hotel di Indonesia saat high season mengalami kenaikan menjadi 15 persen lebih mahal dibandingkan low season. 

Sementara itu, dari jenis akomodasi, hotel bintang 2 mengalami perubahan harga yang cukup tinggi saat high season dengan peningkatan harga sebesar 26 persen. Sedangkan hotel bintang 3 merupakan yang terendah, yakni sebesar 13 persen. 

Secara wilayah, hotel di Yogyakarta mengalami perubahan harga paling tinggi saat high season dengan kenaikan sebesar 36 persen dibandingkan low season. Sedangkan hotel di Jakarta mengalami perubahan harga terendah pada high season, dengan kenaikan sebesar 9 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya