Sunan Kuning, Jejak Ulama Tionghoa yang Tercoreng Lokalisasi
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
Sebuah pintu besar warna merah menyala lalu dibuka Sutomo dengan hati-hati. Jari telunjuknya lalu menunjukkan satu per satu makam yang berjumlah tiga nisan, termasuk makam Sunan Kuning.Â
"Ini makam Soen Ang Ing atau Kanjeng Sunan Kuning, lalu ini makam Sunan Kalijaga dan ini Sunan Ambarawa atau Syekh Maulana Maghribi Kendil Wesi," kata Sutomo, sembari mempersilakan VIVA.co.id mengambil foto di makam itu.
Secara fisik, ketiga makam utama itu sengaja diberi rumah-rumahan kecil lengkap dengan kelambu berwarna merah. Persis di depan nisan berkelambu, ada ornamen patung mini khas China. Sedangkan di dinding tampak gambar Wali Songo serta ornamen China. Ada juga sejumlah dupa berikut wadahnya yang belum lama digunakan oleh peziarah di depan makam.
"Makam di sini selalu bersih dan terjaga dengan baik. Peziarah juga kalau di bulan Asyura seperti saat ini memang ramai," ujar bapak lima anak dan tiga cucu itu.
Meski begitu, Sutomo mengaku menyayangkan pamor makam ulama besar Sunan Kuning yang perlahan memudar seiring kentalnya sebutan Sunan Kuning sebagai kompleks prostitusi.
"Padahal dahulunya makam sini itu wingit dan sakral. Peziarah banyak datang dari kota-kota besar di Indonesia. Makanya harus diluruskan bahwa Sunan Kuning bukanlah kompleks lokalisasi, tapi makam ulama besar," kata pria generasi kelima juru kunci Makam Sunan Kuning itu.