Pembunuhan Wanita Ubah Citra Sunan Kuning Jadi Lokalisasi

Sutomo, juru kunci makam Sunan Kuning, di kompleks makam sang ulama asal Tiongkok itu, di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Citra makam Sunan Kuning di Kota Semarang telah lama tergeser dikenal publik sebagai lokalisasi Sunan Kuning atau SK. Sutomo, juru kunci makam, menyebut pergeseran istilah itu tak lepas dari kejadian pembunuhan tragis di tahun 1967.

Bukan Cuma Candi! Ini 8 Wisata Edukasi di Yogyakarta yang Bikin Anak Betah Belajar

Lokalisasi prostitusi bernama Argorejo di Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, itu banyak distilahkan sebagai SK dan sudah ada sejak 1966. Kompleks bisnis esek-esek terbesar di Jawa Tengah itu memang sangat dekat dengan makam Sunan Kuning di bukit Pekayangan.

Awal pergeseran istilah itu bermula dari kasus pembunuhan seorang menantu wanita oleh mertuanya. Kebetulan jasad korban dibuang di sebuah makam di kawasan lokalisasi, namun bukan makam Sunan Kuning.

Gak Cuma Borobudur! Ini 5 Wisata Sejarah Indonesia yang Jarang Diketahui Tapi Keren Banget

"Jasad perempuan itu waktu itu disandarkan di pohon kamboja kuburan. Waktu itu saya masih kecil karena juru kunci makam Sunan Kuning adalah Sarpani, ayah saya sendiri," ujar Sutomo saat berbincang dengan VIVA co.id beberapa waktu lalu.

Kejadian penemuan mayat di kompleks makam Kalibanteng kala itu sempat menggemparkan warga, termasuk para perempuan pekerja seks komersial di sana. Mereka bahkan berkerumun melihat temuan mayat itu di lokasi.

Bikin Melongo! Wisata Sejarah Indonesia Ini Ternyata Menyimpan Teknologi Kuno Canggih

"Nah, wartawan memotret kejadian itu. Karena banyaknya WTS (wanita tuna susila) di lokasi, berita yang keluar berjudul 'Pembunuhan di Sunan Kuning". Sejak itu, nama Sunan Kuning bergeser," katanya.

Kerancuan istilah itu pun kian rumit. Karena letaknya di Jalan Sri Kuncoro, orang sering menyebut lokalisasi itu dengan singkatan SK, yang justru dipahami sebagai singkatan dari Sunan Kuning. Istilah itu pun terus populer dari waktu ke waktu hingga kini.

Seorang wartawan senior, Budi HP, yang dikutip dari buku berjudul Makam Sunan Kuning pun pernah meneliti hubungan Sunan Kuning dengan kompleks lokalisasi Argerejo.

Kisah Sunan Kuning bermula sekitar tahun 1600-an, seorang muslim Tionghoa menyebarkan agama Islam di Jawa. Tokoh itu adalah Seon An Ing atau Sunan Kuning. Ia berpindah-pindah dalam berdakwah Islam, salah satunya Semarang.

Dalam perjalanannya ke Semarang, Soen An Ing mendapati banyak sekali warga terserang penyakit misterius. Nah, dengan ilmu pengobatan China, ia mengobati satu per satu warga hingga diberikan kesembuhan. Sejak saat itu Soen An Ing dikenal warga dan banyak warga dan akhirnya menetap di daerah Kalibanteng Kulon, Semarang Barat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya