Tujuh Destinasi Wisata Mengenang Dasyatnya Tsunami Aceh
- VIVA.co.id/Daurina Lestari
VIVA – Bekas bencana gempa dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 silam, kini menjadi kenangan bagi masyarakat Aceh. Gempa dan tsunami Aceh telah menjadi sejarah dunia.
Sebagai bentuk bukti dahsyatnya bencana tersebut, pemerintah Aceh beberapa tahun belakang sudah memugar dan membangun sekaligus memperindah tempat-tempat bekas tsunami sebagai lokasi wisata.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan kebudayaan Aceh, Ramadhani mengatakan, pihaknya selalu mengagendakan sejumlah kegiatan untuk memperingati tsunami Aceh. Di setiap tempat wisata mengenang tsunami juga diadakan zikir dan doa bersama.
“Itu agenda rutin kita, nanti di 26 Desember (2017) kita gelar zikir beserta doa bersama, ziarah ke kuburan massal serta kenduri bersama masyarakat,” katanya kepada VIVA, Jumat, 22 Desember 2017.
Saat ini, ada beberapa obyek wisata yang menarik dikunjungi sambil mengenang peristiwa tsunami di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar 13 tahun silam, di antaranya:
1. Museum Tsunami Aceh
Museum ini dijadikan tempat untuk mengenang kembali peristiwa dahsyat yang pernah melanda Tanah Rencong pada 26 Desember 2004 silam yang menewaskan 173 ribu warga Aceh. Museum ini terletak di pusat kota Banda Aceh, tepatnya di Jalan Iskandar Muda, berdekatan dengan Lapangan Blang Padang dan sekitar 500 meter dari Masjid Raya Baiturrahman.
Bangunan museum ini terdiri dari empat tingkat. Pada lantai dasar museum terdapat ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Pada saat memasuki gedung ini, ruang pertama yang akan disinggahi pengunjung adalah ruang renungan.
Dalam ruang ini terdapat sebuah lorong sempit dan remang sekaligus dapat mendengar suara air yang mengalir beserta suara Azan. Pada kiri dan kanan dinding lorong terdapat air yang mengalir, diibaratkan gemuruh tsunami yang pernah terjadi di masa silam.
Setelah melewati ruang renungan, pengunjung akan memasuki ruang berkaca yang disebut Memorial Hill, yang dilengkapi dengan monitor untuk mengakses informasi. Setelah itu, pengunjung akan memasuki ruang The Light Of God, yaitu ruang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya remang-remang.
Pada puncak ruangan terlihat kaligrafi Arab bertuliskan Allah. Pada dinding dipenuhi tulisan nama-nama korban tsunami yang tewas dalam peristiwa itu. Kemudian, di lantai berikutnya terdapat galeri dokumentasi, hingga tempat penyelamatan darurat (escape building) apabila terjadi tsunami lagi di masa mendatang.