- VIVA / Sherly
Pihak INASGOC berdalih dengan mengatakan, bahwa kursi yang kosong memang bukan kursi untuk dijual. "Bangku yang ada di venue terbagi menjadi dua. Satu dijual terbuka dan satu yang khusus tidak dijual. Bangku dijual jumlahnya lebih banyak dan itu sering cepat habis," kata Ketua INASGOC, Erick Thohir melalui keterangan tertulis.
Erick menambahkan, tipe bangku yang tidak dijual ditujukan khusus untuk wartawan, atlet, perwakilan negara peserta, federasi olahraga dunia, hingga perwakilan sponsor. Jumlah kursi yang dikosongkan bisa mencapai 30 hingga 40 persen. Tak hanya diperuntukkan bagi rekanan INASGOC, area yang dikosongkan, disebut Erick Thohir, juga sebagai area keamanan. Dan, itu adalah standar yang diterapkan dalam sebuah perhelatan besar.
Sadar banyak keluhan dan komplain dilakukan publik, INASGOC lalu mengubah cara pembelian piket. Jika awalnya tiket masih ada yang bisa didapatkan langsung di sekitar Gelora Bung Karno, INASGOC akhirnya memutuskan hanya menjual tiket secara online. Aturannya juga jelas, saat akan masuk area pertandingan, pembeli tiket wajib menunjukkan identitas yang sama seperti saat pembelian tiket.
Komplotan Calo
Tapi kisruh tiket tak selesai disitu. Problem tiket yang memanas dan menjadi pemberitaan media massa membuat Olympic Council of Asia atau Dewan Olimpiade Asia melayangkan teguran kepada Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC). Deputi II INASGOC, Francis Wanandi membenarkan. Ia mengakui secara terbuka soal teguran tersebut.
"Ya kami disurati OCA terkait persoalan tiket dan kursi saat laga final beregu putra bulutangkis. Karena itu, kami langsung mengambil tindakan tegas," kata Francis di Main Press Centre, JCC saat konferensi pers.
Tindakan tegas yang dimaksud adalah mengubah sistem penjualan tiket. Jika sebelumnya INASGOC membuka loket untuk penjualan langsung, loket itu segera ditutup. Semua pembelian tiket dilakukan secara online dengan syarat ketat, hanya boleh membeli maksimal tiga tiket dan pembeli tiket harus menunjukkan identitas yang sama saat akan memasuki area pertandingan.
Kisruh tiket akhirnya membuat Polda Metro Jaya bekerja keras. Buntutnya, mereka berhasil meringkus komplotan calo penjual tiket. Belasan calo tiket dan juru parkir liar ditangkap Polisi. Bahkan pada Senin, 27 Agustus 2018, Polres Metro Tanah Abang berhasil meringkus delapan orang calo tiket dan 12 orang juru parkir liar. Mereka ditangkap dan ditahan.