- ANTARA FOTO/Anis Efizudin
AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, yaitu PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah. Angka AQI dapat berubah sewaktu-waktu.
Namun, Jakarta beberapa kali bertengger di posisi atas sebagai kota dengan kualitas udara terburuk. Pada Minggu, 18 Agustus 2019, pukul 09.05 WIB, misalnya.
Berdasarkan data AirVisual, AQI Jakarta berada di angka 172 alias kategori tidak sehat. Angka itu berada di bawah kota Kabul, Afghanistan, dan Krasnoyarsk, Rusia.
Dikeluhkan Warga
Kondisi udara Jakarta itu sangat dikeluhkan masyarakat. Roland, pegawai swasta, mengungkapkan udara Ibu Kota Jakarta tidak nyaman. “Udara terasanya seperti asap kendaraan,” katanya.
Jika dibandingkan era 90-an, menurut pria 32 tahun ini, kondisi Jakarta tidak seperti ini. Kendaraan pun tidak sebanyak sekarang. Ketika itu masih banyak pohon sehingga udara lebih segar.
Vino (25), pegawai swasta lainnya, mengungkapkan, risih dengan kondisi di jalan raya Jakarta yang banyak asap. “Udara di Jakarta menjadi semacam monster. Menjadi ketakutan yang kerap muncul, bersliweran, dan mengendap,” ujarnya.
Manajer Kampanye Urban dan Energi Walhi Nasional, Dwi Sawung, sependapat bahwa udara Jakarta tengah tidak sehat. Walhi telah melakukan pemantauan udara Jakarta sejak 90an. Namun, saat itu, menurut Dwi, sumber yang menyebabkan polusi di Jakarta berbeda. Dulu bahan bakar yang digunakan mengandung timbal sehingga menyebabkan emisi tidak sehat.
Polusi yang disebabkan dari timbal itu bisa masuk ke dalam peredaran darah dan bisa menyebabkan penurunan IQ. Sekarang timbal sudah dilarang dan yang menjadi perhatian adalah partikel atau PM 2,5.
“Dulu itu yang jadi perhatian kita timbal itu,” tuturnya.
Saat ini, secara visual bisa terlihat polusi udara di Ibu Kota Jakarta. “Orang bisa lihat dari ketinggian seperti di atas flyover saja, kalau kita lihat itu bahwa udara Jakarta itu kayak awan mendung, tapi itu bukan awan, itu polusi. Jelas sekali semua orang bisa lihat dengan kasat mata sekarang itu,” ujarnya kepada VIVAnews, di Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2019.
Udara Jakarta
Ada banyak faktor penyebab polusi Jakarta. Sumber polusi dapat dari aktivitas manusia seperti transportasi, industri, hingga pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kemudian dari rumah tangga, misalnya pembakaran sampah.