SOROT 573

Dari Sekolah Turun ke Jalan

Demo RKUHP, Pelajar Kuasai Tol Dalam Kota
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Pelajar di Jaktim yang mau ikut demo ke DPR diadang aparat.
Pelajar di Jaktim yang mau demo di DPR diadang aparat

Belum Ada Pengalihan Arus Buntut Demo Mahasiswa- Pelajar di DPR, Polisi sebut Situasional

Meski demikian, ribuan siswa sekolah menengah yang belakangan diketahui sebagai anak Sekolah Teknik Menengah (STM) membanjiri sekitar gedung DPR RI. Mereka militan, tak mengenal takut, bahkan berani melawan balik. Mereka melempar kembali selongsong tabung gas air mata ke polisi, mereka kejar polisi yang berusaha menghalau, ketika disemprot air dari water canon, anak-anak ini malah bergembira. Bahkan mereka menguasai mobil pasukan baracuda.

Berhadapan dengan aparat tak membuat mereka gentar. Bisa jadi mereka menganggap aksi demonstrasi yang berhadapan langsung dengan aparat dan berbahaya itu sebagai selingan atau bagian dari tawuran sebagaimana yang sering mereka lakukan selama ini.

>

Bergerak Tanpa Komando

Tak hanya di Depok dan Jakarta. Di daerah, aksi pelajar sekolah menengah juga terjadi. Di Bali, puluhan anak sekolah yang sudah siap ikut aksi #BaliTidakDiam dibujuk untuk kembali ke rumah. "Pulang ke rumah. Kalau sudah tidak ada pelajaran, pulang sekarang," kata seorang petugas Kepolisian, sembari menggiring sekitar delapan siswa ke motornya, Senin 30 September 2019. Sebagian siswa menurut, sebagian lagi tetap dalam barisan.

Kantor KPU RI Dijaga Ketat Brimob, Ada Apa?



Di Yogyakarta, ratusan pelajar ikut bergabung dalam acara #GejayanMemanggil 2. Humas Aliansi Rakyat Bersatu yang menjadi inisiator #GejayanMemanggil 2, Nailendra menyebut para pelajar bergabung murni karena panggilan hati nurani.

"Kami tidak mengajak mereka (pelajar), tetapi mereka turun, karena murni hati nurani. Mereka memang ingin turun ke jalan dan bergabung dengan kami," ujar Nailendra.

Aksi #GejayanMemanggil di Yogyakarta.
Aksi Gejayan Memanggil di Yogyakarta

Respons Anies soal Demo Mahasiswa yang Menuntut Pemakzulan Jokowi

Presiden Mahasiswa Trisakti Dinno Ardiyansyah juga memastikan, mahasiswa tak pernah mengonsolidasikan anak-anak SMA. "Memang sebenarnya sejak awal kita dari mahasiswa itu hanya mengonsolidasikan teman-teman mahasiswa saja ya. Jadi kita tidak ada mengajak atau pun mempengaruhi adik-adik SMK atau STM untuk ikut serta dalam gerakan aksi yang kita lakukan," ujarnya.

Dinno menganggap keterlibatan pelajar turun ke jalan sebagai hal yang sah. Ia mengaku kaget karena banyaknya teman-teman pelajar yang ikut turun aksi di berbagai daerah. Kepada VIVAnews, Dinno memastikan, ketika melakukan rapat evaluasi akbar pada tanggal 22 September di Trisakti tak ada pembicaraan soal melibatkan anak STM.

"Rapat itu melibatkan berbagai kampus di Jakarta. Konsolidasi itu dilakukan untuk evaluasi dari gerakan 19 September. Konsolidasi itu juga menyamakan grand issue dengan beberapa kampus-kampus pada gerakan sebelumnya yang tidak hadir dalam aksi tanggal 19 September itu. Jadi konsolidasi itu memang untuk mahasiswa saja, bukan untuk pelajar," ujarnya menegaskan.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya