SOROT 397

Fesyen Muslim Menuju Kiblat

Konferensi pers Muslim Fashion Festival di Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lynda Hasibuan

Di luar itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati berpendapat, diperlukan perangkat regulasi yang jelas dari pemangku kepentingan (stakeholder) terkait sinergitas antar stakeholder, dan kemudahan pembiayaan.

Wamenekraf: Pendanaan Berbasis IP Jadi Kunci Pertumbuhan Industri Kreatif

http://media.viva.co.id/thumbs2/2016/05/13/5735cb3446b7c-pagelaran-busana-muslim-di-stasiun-bersejarah_663_382.jpg

Peran pemerintah yang lebih besar tak sekadar promosi di mancanegara. Dibutuhkan pelatihan bagi pebisnis pemula di industri ini. FOTO: REUTERS/Murad Seze

Jadi Pondasi Masa Depan Kreatif Indonesia, IP Bakal Dorong Ekonomi RI

Pemerintah juga perlu memberikan edukasi dan sosialisasi informasi kepada stakeholder pendukung, seperti perbankan, sehingga memiliki daya dukung dari para pemangku kepentingan terkait. "Intinya, tetap harus ada kepastian perlindungan bagi para pelaku industri dan regulasi yang jelas dari pemerintah," katanya.

Selanjutnya...Perputaran Uang Tinggi

Dukung Industri Kreatif, Bank Mandiri Dorong Tenun Tradisional Bali, Lombok dan Kupang Menembus Pasar Global

Perputaran Uang Tinggi

Meningkatkan peran dan kapasitas stakeholder untuk memperkuat industri kreatif seperti busana muslim dinilai penting mengingat perputaran uang dalam industri ini sangat menggiurkan.

Berdasarkan data Thomson Reuters dalam State of the Global Islamic Economy 2015, Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara konsumen busana muslim terbesar di dunia dengan nilai US$12,69 miliar. Sedangkan di urutan pertama Turki dengan nilai US$24,84 miliar, diikuti Uni Emirat Arab sebesar US$18,24 miliar, Nigeria US$14,99 miliar, dan Arab Saudi sebesar US$14,73 miliar.

Sementara itu, kinerja ekspor busana muslim pun semakin menggembirakan. Plt Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Tjahya Widayanti, mengungkapkan, sepanjang tahun lalu angkanya menembus US$4,63 miliar atau tumbuh 2,3 persen dibanding tahun 2014. Sedangkan posisi Januari 2016 terjadi kenaikan 2,13 persen (US$7,8 juta, setara Rp104 miliar) dibandingkan periode yang sama tahun 2015.

Adapun negara-negara yang menjadi tujuan ekspor produk fesyen muslim Indonesia, antara lain Amerika, Jepang, Jerman, Korea, Inggris, Australia, Kanada, Uni Emirat Arab, Belgia, dan China.

Di pasar lokal, Dian Rahmawati, pemilik Her Saturday memperkirakan jumlah uang yang  berputar di bisnis busana muslim, khususnya hijab, bisa menembus Rp10 miliar per hari. Peluang angka itu menggelembung pun masih ada lantaran bisnis fesyen muslim memiliki prospek yang bagus ke depannya. Sebab berhijab kini tidak hanya dianggap sebagai kewajiban, namun juga tren tampil modis tanpa meninggalkan syiar Islam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya