Kemenpar-Kemendes Bakal Kolaborasi Bangun Desa Wisata

Desa wisata Gampong Nusa, Aceh Besar.
Sumber :
  • U-Report

“Selain menggunakan kriteria 3A, juga lihat track record CEO Commitment-nya. Bagaimana pimpinan daerahnya dari Gubernur, Bupati dan Walikota pilih yang serius dan konkret dalam membangun daerah dengan pendekatan pariwisata. Untuk Atraksi, utamakan yang sudah KSPN, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Ini penting agar berada dalam framework yang benar dan cepat,” ujar Arief Yahya yang mendidik pasukannya di Kemenpar dengan corporate culture 3S, Solid, Speed, Smart itu.

Pecah Ban, Diduga Jadi Penyebab Bus Pariwisata Terbakar di Tol Wiyoto Wiyono

Program ‘Desa Wisata’ kata Arief Yahya juga nyambung dengan rencana membangun 100.000 homestay yang bakal dimulai 2017 nanti. Desain arsitektur rumah nusantara di homestay juga semakin relevan untuk segera diimplementasi. Nanti, 28 Oktober 2016, pemenang-pemenang lomba desain artekturnya akan selesai, dan langsung bisa digunakan untuk homestay.

“Kelak, ketika Desa Wisata itu sudah siap jual, akan langsung dipromosikan, lalu selling platform-nya juga dimasukkan dalam DMP atau Digital Market Place. Maka Desa Wisata itu bisa berfungsi ganda. Bisa sebagai amenitas dengan homestay, akomodasi di rumah penduduk yang sudah sadar wisata. Juga bisa sebagai atraksi, karena berada dalam atmosfer kehidupan masyarakat desa yang hommy, kaya dengan sentuhan budaya, dan nuansa kekeluargaan yang belum tentu bisa ditemukan di negara lain,” ujarnya.

Timses Milenial Prabowo-Gibran Bakal Buka Peluang Kerja Sama dengan Anak Muda se-Asean

Menpar Arief juga mengapresiasi dengan ide segar Presiden Joko Widodo itu. Orang nomor satu di Indonesia itu betul-betul menaruh harapan besar pada sektor Pariwisata, sebagai salah satu program prioritas, selain infrastruktur, pangan, energi, dan maritime. Dan secara ekonomi, itu masuk akal, karena hanya pariwisata diantara komoditas lain yang bertumbuh dan terus membesar. Lainnya, Oil and Gas, Coal atau batubara dan Crude Palm Oil (CPO) terus mengalami penurunan yang makin sulit bersaing di level global.

Hanya pariwisata yang bagus grafik capaiannya. Ini semakin mengukuhkan hipotesis bahwa: Pariwisata adalah penyumbang PDB, Devisa dan Lapangan Kerja yang paling mudah dan murah, kata Arief Yahya. Statemen itu juga diakui oleh UNWTO, Lembaga PBB yang bergerak di sektor pariwisata.

Sri Mulyani Sebut Geopolitik dan Perang Dagang Bisa Jadi 'Mimpi Buruk' Pariwisata RI

Menurut Arief Yahya, hanya services seperti sektor tourism yang bisa membawa bangsa ini bersaing di level global. Karena itu, sudah betul jika Presiden Joko Widodo terus mendorong pariwisata sebagai leading sector. “Kalau masyarakat desa masih tetap dibiarkan bercocok tanam, mata pencaharian sebagai petani, hasilnya tidak akan bisa berkompetisi dengan China, Thailand dan Vietnam, yang juga maju pesat,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya