2 Jet Tempur Sukhoi Armenia Hancur Ditembak Jatuh Roket Azerbaijan
- Trend.az
VIVA – Sejumlah kendaraan tempur dan artileri Angkatan Bersenjata Armenia hancur lebur dihantam serangan roket militer Azerbaijan. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengungkap data kerugian pasukan Armenia, dalam pertempuran di tiga kota, Aghdara, Khojavand, Gubadli dan Barda, yang berlangsung sejak Kamis 29 Oktober 2020.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Azertag, dua unit peluncur roket ganda BM-30 Smerch pasukan Armenia berhasil dihancurkan. Pihak Azerbaijan menduga, roket tersebut digunakan pasuka Armenia untuk menembaki pemukiman sipil di Barda.
Tak hanya itu, dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency, ada dua unit jet tempur Sukhoi Su-25 Angkatan Udara Armenia yang berhasil ditembak jatuh. Dua unit pesawat Su-25 hancur dihantam rudal sistem pertahanan udara S-300 Azerbaijan.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga mengungkap ada sejumlah kendaraan lapis baja, artileri, dan tank militer Armenia yang berhasil dihancurkan.
Tercatat, pasukan Angkatan Bersenjata Azerbaijan telah melumpuhkan tiga unit tank T-72, satu unit peluncur roket BM-21 Grad, 10 unit artileri semisal artileri bergerak sendiri Gvodizka, sistem rudal anti-pesawat 9K33 Osa, dan sistem rada P-18.
"Garis depan berada di bawah kendali pasukan Azerbaijan," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, dilaporkan juga bahwa ada salah satu perwira militer Armenia yang tewas dalam serangan roket pasukan Azerbaijan. Konvoi kendaraan militer Divisi Senapan Motor ke-18 Angkatan Bersenjata Armenia jadi sasaran hantaman roket-roket militer Azerbaijan.Â
Akibatnya, Wakil Komandan Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata Armenia, Kolonel Victor Arustamyan, tewas. Roket pasukan Azerbaijan menghancurkan salah satu kendaraan militer yang tengah ditumpangi oleh Arustamyan.
Pejabat Israel Sangkal Negaranya Terkait Kematian Presiden Iran, Menurut Media
Israel menyatakan tidak terlibat dalam kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, menurut pemberitaan kantor berita Reuters pada Senin yang mengutip seorang pejabat Israel.
