Proyek Baterai EV Korsel Tak Lanjut, Ancaman untuk Transisi Energi?

Pengisian baterai mobil listrik di SPKLU
Sumber :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Jakarta, VIVA – Pemerintah mengonfirmasi bahwa keputusan penghentian proyek raksasa pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik oleh LG Energy Solution asal Korea Selatan, dimulai dari pihak Indonesia.

Temui Petinggi Holdings, Airlangga Dorong Temasek Tambah Investasi di RI

Proyek kerja sama strategis yang semula diharapkan menjadi batu loncatan dalam transisi energi nasional ini akhirnya resmi dibatalkan setelah negosiasi selama lima tahun tidak kunjung membuahkan hasil.

Tempat pengisian kendaraan listrik dengan teknologi canggih

Photo :
  • Cnevpost
Rahasia Warren Buffett Atur Uang, Dari Gaji Kecil hingga Jadi Triliuner Dunia

Diketahui, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa pemerintah meminta LG mundur karena perusahaan asal Korea Selatan itu tak juga merealisasikan komitmennya.

Proses negosiasi yang terlalu panjang dan penuh ketidakpastian membuat kesepakatan yang diimpikan sejak 2020 itu akhirnya kandas.

Dugaan Korupsi Chromebook Melebar, Kejagung Sita Dokumen Penting di Kantor GoTo, Terkait Apa?

Merespons perkembangan ini, ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai batalnya investasi LG harus menjadi alarm keras bagi pemerintah untuk mengevaluasi secara menyeluruh arah kebijakan industrinya.

"Ada inkonsistensi insentif fiskal antara perusahaan mobil listrik yang diberikan PPN DTP dan mobil hybrid yang mendapatkan PPnBM DTP. Ini sebenarnya jadi bingung, sebenarnya Indonesia mau bangun ekosistem kendaraan listrik murni atau hybrid?" ujarnya saat dihubungi VIVA pada Kamis, 24 April 2025.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti bahwa ketergantungan pada nikel sebagai bahan baku utama baterai mulai tergeser seiring berkembangnya teknologi seperti LFP dan sodium-ion.

"Ketika opsi bahan baku makin beragam dan tidak semua tersedia di Indonesia, tentu investor akan lebih selektif menentukan lokasi pembangunan ekosistem baterai," kata Bhima.

Batalnya investasi LG bukan hanya menandai kegagalan sebuah proyek, melainkan menjadi sinyal negatif bagi iklim investasi di sektor hilirisasi mineral.

"Dampak dari batalnya investasi LG membuat minat investasi di sektor hilirisasi mineral turun, ini sinyal yang negatif ya. Setidaknya, perusahaan yang tengah membuat komitmen cenderung menunda realisasi investasinya tahun ini." tutupnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya