Jonan: Hybrid Lebih Cocok Buat Satu Generasi ke Depan

Ignasius Jonan
Sumber :
  • VIVA

Tangerang, VIVA - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, menilai kendaraan hybrid bakal jadi pilihan paling realistis dalam 25 tahun ke depan, di tengah dorongan global terhadap elektrifikasi sektor transportasi.

3 Mobil Daihatsu Ini Hanya Tersedia Satu Unit di GIIAS 2025

Menurutnya, meskipun tren mobil listrik penuh (EV) terus berkembang, masih ada tantangan besar yang belum bisa diabaikan.

"Kalau menurut saya, yang paling suitable for the next 25 years ya hybrid. Karena infrastruktur dan listrik kita belum stabil,” ujar Jonan dalam acara di ICE BSD, Tangerang.

Pasar Otomotif Tanah Air Makin Padat, Toyota hingga Suzuki Tegas Tolak Perang Harga

Ia menyebut bahwa pemakaian listrik dalam jumlah besar untuk kendaraan bisa menimbulkan lonjakan beban, sementara jaringan kelistrikan nasional belum sepenuhnya siap.

“Kalau orang charging 1–2 juta kendaraan secara bersamaan, listriknya bisa naik-turun luar biasa,” jelasnya.

Mobil SUV Ini Dapat Diskon Spesial di GIIAS 2025, Potongan Harga Sampai Rp25 Juta!

Jonan juga menyoroti keterbatasan infrastruktur pengisian daya yang belum merata, bahkan di negara maju. Ia mencontohkan situasi di Eropa dan Amerika Serikat, di mana pengguna EV kelas atas pun masih khawatir bepergian jauh karena keterbatasan charging station.

“Orang pakai Mercedes-Benz EQ450 misalnya, kalau keluar dari London ke daerah, mereka waswas juga. Takut colokan nggak ada, nunggu lama,” kata dia. 

Jonan menilai arah pengembangan kendaraan listrik pun mulai mengalami koreksi. Ia merujuk pada pabrikan besar asal Tiongkok, BYD, yang kini mulai melirik kembali mesin berbahan bakar konvensional untuk kebutuhan daya tinggi.

“Bahkan BYD sekarang mulai condong ke kendaraan high-peak pakai mesin biasa, bukan fuel cell,” ujarnya.

Meski mendukung kendaraan rendah emisi, Jonan melihat pendekatan yang terlalu tergesa-gesa justru bisa kontra-produktif. Ia menyarankan agar pengembangan kendaraan ramah lingkungan tetap mempertimbangkan kesiapan infrastruktur dan kondisi riil masyarakat.

“Generasi sekarang yang umur 20-an, dalam 25 tahun ke depan akan menjadi pengguna utama. Jadi solusi yang realistis itu hybrid dulu, sambil membangun ekosistem EV secara bertahap,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya