LCGC: Mobil Rakyat yang Mencoba Bertahan di Era Perubahan

VIVA Otomotif: Honda Brio Satya di IIMS 2023
Sumber :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Jakarta, VIVA – Saat pertama kali hadir pada 2013, mobil Low Cost Green Car (LCGC) langsung mencuri perhatian. Dengan harga terjangkau dan konsumsi bahan bakar yang irit, segmen ini jadi angin segar bagi masyarakat yang mendambakan mobil pertama.

Pasang Surut Industri Sepeda Motor Indonesia

Berdasarkan penelusuran VIVA Otomotif Rabu 3 September 2025, di tahun perdananya penjualan LCGC menembus hampir 59 ribu unit. Angka itu setara sekitar 8 persen dari total penjualan mobil nasional, sebuah capaian luar biasa untuk produk baru.

Ledakan sesungguhnya terjadi setahun setelahnya. Pada 2014, penjualan melonjak drastis hingga 176 ribu unit atau sekitar 17 persen dari pasar, menandai dimulainya era baru di industri otomotif Tanah Air.

Benarkah Mobil 7 Penumpang Jadi Favorit di Indonesia? Ini Datanya

Keberhasilan itu bukan sekadar angka penjualan, melainkan juga bukti bahwa kebutuhan masyarakat akan mobil murah dan efisien begitu besar. Bahkan pada 2016, saat Toyota Calya dan Daihatsu Sigra hadir, kontribusi LCGC melonjak hingga 22 persen dari total penjualan mobil.

Daihatsu Sigra di IIMS 2024

Photo :
  • VIVA/Yunisa Herawati
Trio Andalan Jadi Mesin Penjualan Daihatsu

Tahun 2017 mencatatkan rekor fantastis, lebih dari 234 ribu unit terjual. Kala itu, hampir seperempat mobil baru di Indonesia adalah LCGC, menjadikannya benar-benar mobil sejuta umat.

Meski demikian, masa keemasan itu perlahan mereda. Sejak 2018 kontribusi mulai turun, meski tetap berkisar di level 20 persen, menunjukkan posisi segmen ini masih sangat penting.

Pandemi COVID-19 pada 2020 membawa cobaan besar. Penjualan anjlok ke 97 ribu unit dan kontribusi LCGC ikut menyusut ke sekitar 17 persen, seiring melemahnya daya beli masyarakat.

Namun, daya tahan segmen ini kembali terbukti. Pada 2021 kontribusi naik lagi ke sekitar 20 persen, lalu stabil di kisaran 20–22 persen hingga 2023, didorong insentif pemerintah dan meningkatnya kepercayaan konsumen.

Yang menarik, harga LCGC kini jauh berbeda dibanding awal kemunculannya. Jika dulu banderol termurah masih di kisaran Rp90 jutaan, kini sebagian besar model sudah menembus Rp150–200 juta, membuat konsumen mulai membandingkannya dengan SUV kompak.

Data terbaru 2024 mencatat penjualan 176 ribu unit dengan kontribusi sekitar 21 persen. Dengan fakta tersebut, LCGC menjadi mobil rakyat yang pernah berjaya namun kini mencoba bertahan menghadapi perubahan zaman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya